ZOE Production

Nama alamat nomor telephone dan Whatsupp

Wednesday, February 28, 2018

Acting (peran) berasal dari kata “to act” yang berarti “beraksi” acting dalam pengertian dia atas adalah perpaduan antara atraksi tubuh dan karakter spiritual (jiwa) jadi acting dapat disimpulkan dalam sebuah pengertian. Acting adalah berperan sesuai tuntutan sutradara yang ada pada naskah/scenario seni acting terbagi menjadi 2 yaitu:
  1. Secara alami: sudah berpengalaman dalam seni acting biasanya sudah bisa sejak kecil.
  2. Secara kesan seni peran artinya sudah melalui proses: melalui tahap belajar secara perlahan-lahan dari awal sampai akhir.

Peran yang sudah melalui proses secara artistik sangatlah indah dan enak di tonton. Usaha seorang artis dalam melakoni seni acting adalah mengembangkan kemampuan berekspesi ke dalam karakter yang ia mainkan. Dengan melihat naskah dan membacanya. Dengan kemampuan ketiganya, aktor akan bisa membuka diri dan menyerap pengalaman hidup dari si tokoh yang sesuai dengan konsep penulisan naskah dan sutradara. Untuk mencapai hal tersebut, artis harus bisa melihat kembali pengalaman hidup saat berada di lingkungan sekolah, keluarga, teman dan saat bermain di luar.

Wednesday, February 7, 2018


    Switcherman (pemadu gambar) adalah seorang yang mempunyai sense atau seseorang yang mempunyai tingkat abstraksi tinggi dalam memprediksi dan mengolah input gambar yang ada menjadi sebuah karya seni yang mempunyai keserasian dan  harmonisasi. Oleh karena itu biasanya seorang switcherman adalah seorang yang memiliki kedekatan persepsi atau memiliki kecocokan karakter dengan sutradara atau pengarah acara atau Directing  yang diikutinya.

Friday, June 16, 2017

Bagi anda broadcaster tv atau calon
Untuk menjawab semua pertanyaan itu tentunya balik lagi kepada si broadcaster tv, bagaimana konsep acara yang all crew buat. Namun ini semua kaitannya dengan dengan "Format Acara Televisi". Sebagai broadcaster tv kita dituntut untuk memahami format acara tv.

Sering kali kita melihat acara program yang hannya mengandalkan si pemain saja (Artis) atau menyuguhkan artis-artis papan atas. 
Hal hasil, kita bingung dengan program acara ini dan tetntunya tidak sesuai dengan format acaranya yang ada hanya melihat si para artis ngedumel sendiri dengan seolah-olah sibuk membongkar cerita pribadi kehidupan si pemain lain. 

Mungkin ini sebuah terobosan tersendiri bagi si pemilik program agar rattingnya lebih meningkat. Tak dapat dipungkiri berbagai program acara ada yang hanya memanfaatkan dan menggantungkan acaranya pada artis tersebut, dan ada pula yang membuat program acara dengan konsep yang baik namun pemain yang memainkannya tidak terlalu familiar.
Penayangan sebuah program acara televisi bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau kreativitas penulisan naskah, melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja (team work) di dunia broadcast dengan seluruh mata rantai divisinya. 
Acara yang bagus akan menjadi buruk apabila jam tayangnya tidak tepat. 
Acara yang bagus bisa ambruk karena kurang promosi. 
Acara yang bagus juga bisa jatuh bila kualitas gambar on-airnya mengalami gangguan, seperti terlalu banyak goyang (shacking) atau noise suara. 
Namun semuanya masih bisa diantisipasi. 
Kuncinya ada pada penentuan Foramat Acara televisi. 
Jadi, kalau anda seorang broadcaster tv anda harus bisa melakukan eksploitasi kreativitas dalam format acara televisi yang terancang dan terencana.
Penayangan sebuah acara sekarang ini sering dilakukan tanpa melakukan studi terhadap format yang akan di garap. 
Kebanyakan dari mereka para kreator seni, hanya mementingkan pelaksanannya saja, setelah alat, artis dan perlengkap yang lainnya sudah mendukung maka sebuah acara bisa saja di garap. 
Padahal seharusnya sebelum acara atau tayangan televisi akan digarap yang harus dilakukan adalah menentukan konsep yang akan dipakai karena bila konsepnya tidak sesuai bisa menyebabkan tayangan tersebut menjadi gagal atau tidak fokus. 
Misalnya, bila cerita yang telah disusun ternyata janggal, tanpa mempertimbangkan efeknya bisa saja para pemirsa yang menyaksikan tayangan tersebut terkena pengaruh yang kurang baik.
Sesungguhnya apa arti dari Format Acara Televisi itu ?
"Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan dan target pemirsa acara tersebut".
Naratama (2004).

Maka dari itu hendaknya tayangan televisi digarap berdasarkan format yang telah disepakati oleh bersama oleh berbagai pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman atau keraguan pada tayangan yang akan ditayangkan.
Menurut Naratama (2004) format acara terdiri dari tiga bagian yaitu:
  • Pertama Fiksi (drama) merupakan sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Contoh : Drama percintaan (love story), Tragedi, Horor, Legenda, Aksi (action), dan sebagainya.
  • Kedua, Non-fiksi (non-drama) adalah sebuah format acara televisi yang dproduksi dan dicipta melaluiproses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus mengintrepretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Contoh : Talk Show, Konser Musik dan Variety Show.
  • Ketiga, Berita dan Olahraga adalah sebuah acara format televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian atau peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Contoh : Berita Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga. 

        Gambar 1. Bagan Format Acara Televisi




Semua orang punya hak untuk menikmati, memaki, memuji, membenci dan semua me-me-me lainnya terhadap format acara yang anda tayangkan. 
Agar hal ini tidak terjadi, anda tidak boleh salah dalam menetukan format acara yang anda buat. 
Prinsipnya, anda harus membuat format acara sedetail mungkin agar tidak terjadi kesalahpahaman pada saat produksi langsung. 
Sebagai seorang broadcaster, tentunya Anda juga dituntut untuk memberikan ide-ide kreatif yang akan membumbui format acara tersebut. 
Untuk itu, Format Acara haruslah clear terlebih dah sebelum melangkah ke persoalan lainnya. 
Maka dari itu hendaknya tayangan televisi digarap berdasarkan format yang telah disepati oleh barbagai pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman atau keraguan pada tayangan yang akan ditayangkan.
Kerja kreativitas dalam memproduksi sebuah acara dikerjakan oleh sebuah team, bukan individu. 
Dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam memproduksi sebuah acara, baik dalam memproduksi berita maupun jenis acara hiburan.
Setelah itu kita sebagai video journalist Indonesia harus mengenali kriteria masyarakat Indonesia sebagai konsumen yang akan mengkonsumsi tayangan-tayangan yang akan kita sajikan di layar televisi. 
Setelah itu kita juga harus mempelajari status social mereka. Mengapa perlu mengenali dan mempelajari 2 hal tersebut agar kita dapat lebih mudah memilih format acara televisi dan informasi yang kita sampaikan sesuai dengan target audiens yang dimaksud.
Next setelah kita sudah membahas tentang Format Acara Tv, bagaimana dengan "Elements Of The Shot".

Tentang shot tentunya kalian para broadcaster tau dong, mulai dari anglenya, penempatanya hingga jenis- jenis shot. 
Selanjutnya kita perlu mengkaji kembali ulasan Ray Thompson sebagai berikut:
“A shoot is a basic division of a film or TV programme. 
In the same way as a play maybe divided into scene and acts, or an orchestral piece divided intoparts and bars,a film or TV programme is divided up into scenes and shots.”
Dengan kata lain, kita harus memahami benar bahwa sebuat shot hanyalah bagian dasar dari sebuah film dan program televisi. 
Shot dapat dipisahkan untuk kepentingan adegan dan acting. Thompson juga menegaskan bahwa sebuah shot hanya bagian kecil dari sebuah proses produksi, namun mempunyai arti yang sangat penting.
Setiap shot gambar atau video memiliki arti dari gambar yang kita ambil. Dari foto maupun video tanpa dilengkapi dengan teks tentu semua orang akan tau arti dan maksud dari gambar tersebut, sebab setiap angle yang kita ambil dapat memiliki cerita.
Untuk mendukung peran dan makna dari sebuah shot, Thompson telah membedah shot menjadi beberapa elemen yang terkandung di dalamnya yang disebut "The Element Of The Shot" sebuah teori tentang arti dan makna dari sebuah shot.
Elemen apa aja yang terkandung dalam "The Element Of The Shot", ini dia rinciannya berikut ini :
  • Motivasi yaitu sebuah shot harus mempunyai motifasi yang akan memberikan alasan bagi editor untuk memotong dan menyambungkan ke shot berikutnya. setiap shot harus ada motifasi dan tujuan. Dalam penyutradaraan drama shot dapat diciptakan karena drama adalah penciptaan cerita fiksi yang divisualisasikan. Misalnya, syuting anak kecil lagi menangis, senang ataupun sedih sangat bergantung pada mood anak tersebut.
  • Informasi yaitu sebuah shot harus menggambarkan informasi yang ingin disampaikan kepada pemirsa. contohnya sebuah adegan seorang musisi sedang menampilka solo gitar dalam sebuah konser musik. karena itu informasi yang harus disajikan adalah panggung konser, posisi pemain gitar, wajah pemain gitar, petikan tangan, kord gitar, dan sambutan penonton.
  • Composition. Ada empat bagian yang perlu diperhatikan yaitu framing (pembingkaian gambar), Illusion of depth (kedalaman dimensi gambar). subject or object (subjek atau objek gambar), dan colour (warna)
  • Sound artinya faktor suara sangat mempengaruhi makna gambar. Misalnya sebuah shot jalan raya kita dapat mempertegas suasana itu dengan suara klakson mobil, peluit, polisi, dll 
  • Camera Angle. Point of view ini akan memberikan kekuatan dari sebuah shot itu sendiri dan menempatkan arah pandangan mata dari penonton sehingga jika arah ini salah, penonton juga akan mempunyai pandangan yang salah dari sebuah shot.
  • Continuity Nah, kalau kelima elemen sudah bisa dilengkapi maka anda harus berkonsentrasi menciptakan kontinuiti yang sesuai untuk menyambung shot-shot yang telah anda ciptakan. Continuity bisa disebut sebagai kontinuitas dari sambungan shot-shot yang dapat melengkapi isi cerita maupun karya visual.
Perlunya memahami Format Acara Televisi dan The Elements Of The Shot dengan kaitannya menjadi seorang reporter digital video journalist, secara tidak langsung kita sudah mengerti video atau foto peristiwa apa yang kita sampaikan. Segmentasi khalayaknya untuk siapa ? kalau untuk dewasa penggunaan bahasa menggunakan bahasa yang sebaya atau bisa bilang yah bahasa orang dewasa juga, namun bila untuk anak-anak penggunaan bahasa lebih mudah dimengerti dan ataupun untuk umum (publik) gunakan bahasa yang umum menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dan tentunya sesuai dengan prinsip kaidah bahasa jurnalistik (singkat, padat dan jelas). Serta dapat membedakan jenis-jenis acara tv.
Untuk Element Of The Shot, tentunya kita mengetahui angle dari setiap peristiwa yang diambil baik berupa video maupun foto. Setiap shot video atau foto memiliki makna, arti dan cerita sendiri. Seluruh elemen ini saling terkait, saling terangkai dan saling terikat satu sama lainnya. 
Dengan memahami element ini tentunya kita dapat terpacu untuk membuat Video Journalist bukan hannya asal rekam atau asal potret aja, tapi tentunya memberikan fell (rasa) dari apa yang kita tangkap dan rekam dapat disampaikan dengan baik pada masyarakat.

Wednesday, June 7, 2017


  1. Mengenal presenter
Dalam bidang penyiaran, yakni radio di televisi, dikenal istilah presenter atau yang bila diartikan secara harafiah disebut sebagai penyaji/penyampai/pembawa/yang mempersembahkan. Di kamus umum bahasa indonesia, definisi presenter adalah orang yang membawakan suatu kegiatan yang dipertunjukkan oleh suatu program di televisi atau radio.

Presenter dalam dunia pertelevisian dibagi lagi ke dalam beberapa kategori sesuai jenis dan karakter tugasnya. Di antaranya adalah:
Copyright zOe Production. Powered by Blogger.

Contact Us

Name

Email *

Message *

Lighting, editing