ZOE Production

Nama alamat nomor telephone dan Whatsupp

Showing posts with label Cameramen. Show all posts
Showing posts with label Cameramen. Show all posts

Tuesday, January 22, 2019

Shutter speed atau sering disebut dengan kecepatan rana merupakan salah satu dari 3 fungsi dasar pencahayaan pada kamera. Aperture/bukaan, kecepatan film/ISO, dan shutter speed / kecepatan rana bekerja sama dalam menyesuaikan seberapa banyak cahaya yang ditangkap oleh sensor/film dan bagaimana cahaya tersebut direkam. Lebih mudahnya, shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.
Shutter speed merupakan salah satu kontrol penting yang mendasar pada kamera. shutter speed mengatur lama waktunya diafragma/rana terbuka. Dengan kata lain mengatur lama waktunya sensor digital atau film terkena cahaya. Shutter speed diukur dalam detik dan settingnya adalah kelipatan 2. Misalnya sebagai berikut : 1/2000 detik (sangat cepat), 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4 dan 8 detik (sangat lambat). Bahkan kamera modern sekarang shutter speed ada yang sangat lambat sampai 30 detik dan ada juga fitur bulb yaitu rana akan terbuka terus sesuai kemauan kita (membuka dan menutup secara manual). Selain itu juga dilengkapi fitur pilihan 1/2 atau 1/3 stop sehingga memungkinkan kita untuk merapatkan setiap kenaikan shutter speed.
Shutter speed mempunyai efek lain selain dari fungsi utama tersebut. Semakin cepat kecepatan yang kita pakai, maka efek freezing-nya semakin kuat (membekukan gerakan). Semakin lambat kecepatannya, efek dinamisnya yang akan muncul.

Untuk lebih mudah dalam memahami kecepatan rana, berikut adalah beberapa ilustrasi yang dapat membantu:

Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 15 detik, kamu akan melihat tulisan seperti ini: 15’’
Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
shutter speed kecepatan rana camera
foto layar pengaturan kamera dslr canon dengan mode shutter speed priority (Tv)

Untuk menghasilkan video/foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga video/foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil video/foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization.
Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
ilustrasi shutter speed kecepatan rana
contoh ilustrasi angka shutter speed untuk membekukan gerakan dan membuat kabur gerakan

Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam video/foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority (Simbol huruf TV/S) dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Jika kamu perhatikan, video/fotografer olahraga sering menggunakan mode Tv/S ini.
diagram kecepatan kamera shutter speed
contoh ilustrasi shutter speed untuk membekukan (freezing) air mancur

Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan kamu mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar video/foto tersebut.
foto panning
contoh foto dengan teknik panning, foto ini dibuat dengan pengaturan kecepatan rendah dan efek blur dapat memberikan kesan yang lebih dramatis

Perlu diingat, bahwa shutter speed tidak bisa berdiri sendiri. Dua kontrol kamera yang lain (aperture dan ISO) saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Selain itu, efek dari masing-masing kontrol tersebut juga berbeda-beda. Walaupun begitu, justru dengan adanya variasi tersebut, kita malah bisa berkreasi untuk membuat suatu video/foto yang unik, indah, dan luar biasa.

Seringkali setelah membeli kamera digital baik dslr maupun saku (pocket), kita terpaku pada mode auto untuk waktu yang cukup lama. Mode auto memang paling mudah dan cepat, namun tidak memberikan kepuasan kreatifitas.
Bagi yang ingin “lulus dan naik kelas” dari mode auto serta ingin meyalurkan jiwa kreatif  kedalam video/foto yang dihasilkan, ada baiknya kita pahami konsep exposure. Kamera pada dasarnya adalah sebuah alat yang berguna untuk menangkap cahaya melalui sensor kamera. Cahaya yang masuk akhirnya diterjemahkan oleh sensor menjadi sebuah gambar. Apabila cahaya yang diterima oleh kamera kurang, gambar akan menjadi gelap – dalam dunia fotografi, hal ini sering disebut dengan Under Exposed (UE). Sebaliknya apabila cahaya yang masuk ke dalam kamera berlebih, gambar akan menjadi terlalu terang atau disebut dengan Over Exposed (OE). 

contoh foto perbandingan exposure compensation (under, standard & over exposed)

Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep exposure secara mudah. Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami exposure, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga videografi/fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.
Ketiga elemen tersebut adalah:
  1. ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
  2. Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
  3. Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka
Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut exposure. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.


3 elemen penting dalam memahami exposure

Perumpamaan Segitiga Eksposur
Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami exposure adalah dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini kita umpamakan segitiga exposure seperti halnya sebuah keran air.
  • Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran
  • Aperture adalah  seberapa lebar kita membuka keran
  • ISO adalah kuatnya dorongan air 
  • Sementara air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera
Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita mendapat ide dasarnya. sebagaimana anda lihat, kalau exposure adalah jumlah air yang keluar dari keran, berarti kita bisa mengubah nilai exposure dengan mengubah salah satu atau kombinasi ketiga elemen penyusunnya. Jika kamu mengubah shutter speed, berarti mengubah berapa lama keran air terbuka. Mengubah Aperture berarti mengubah seberapa besar debit airnya, sementara mengubah seberapa kuat dorongan air dari sumbernya.


ilustrasi kran, air, gelas dalam memahami exposure

Kamera saat ini sudah memiliki kemampuan melihat gambar dan menghitung exposure yang canggih. Bahkan informasi tentang kombinasi antara Shutter Speed, Aperture dan ISO dapat tergambarkan dengan sangat baik. Kamera DSLR ataupun kamera pocket/saku sudah memiliki fitur pilihan mode exposure, apakah itu otomatis, semi otomatis atau manual. 
Pada kamera DSLR terdapat mode Exposure (Manual) dan Otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silahkan membuka kembali buku manual kamera masing-masing untuk mengatur mode-mode tersebut pada kamera. 
Untuk menggunakan manual exposure, kamu harus memahami terlebih dahulu tentang Shutter Speed, Aperture dan ISO. Jika ketiganya dipahami, kamu bisa menuangkan air di dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun kurang adalah hal yang mudah. 

Exposure Compensation
Exposure Compensation adalah sebuah fitur kamera untuk mengubah hasil perhitungan exposure baik dari manual ataupun auto expoosure. Biasanya disimbolkan dengan sebuah tanda EV +/-

indikator light meter kamera

Kapan kita dapat menggunakan Exposure Compensation? Adalah pada saat kita menggunakan auto/manual exposure, namun hasil foto lebih gelap/terang dari yang diinginkan sebelumnya. Maka naikkan Exposure Compensation sebesar +1EV dan begitu juga sebaliknya, jika ingin foto lebih gelap, turunkan menjadi -1EV atau lebih. 
Rumus Exposure = Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure
Exposure Compensation bukan bagian dari faktor penentu exposure. Exposure Compensation hanya mengubah hasil perhitungan auto exposure saja. Jika kita menerapkan Exposure Compensation positif, maka hasil perhitungan auto exposure kamera akan lebih terang daripada sebelumnya. Jika kita menerapkan Exposure Compensation negatif, maka hasil perhitungan auto exposure akan lebih gelap dari sebelumnya. 

contoh tombol untuk mengubah exposure compensation pada kamera dslr nikon & canon


penjelasan elemen exposure compensation pada layar kamera

Segitiga Exposure wajib untuk dipelajari dan dipahami jika ingin belajar videografi/fotografi lebih lanjut. Selamat mencoba! 


Monday, December 17, 2018



Memilih lensa bukan soal lensa mana yang diinginkan, tapi soal lensa apa yang dibutuhkan.
Kamera yang bagus harus didukung dengan lensa yang sempurna pula untuk menghasilkan foto yang memuaskan. Di antara banyak variasi lensa yang tersedia di pasaran saat ini, kamu perlu mengetahui lensa seperti apa yang dibutuhkan. Coba cek rekomendasi lensa kamera DSLR 2017 berikut ini, siapa tahu ada lensa yang sedang kamu butuhkan di daftar ini. Biar semakin mantap untuk membelinya.

Canon EF 50mm f/1.8 STM
Bagi kamu yang sedang mengincar lensa prime Canon dengan harga yang bersahabat, kamu bisa melirik lensa yang satu ini. Lensanya cukup bisa beradaptasi karena bisa digunaakn di sensor full frame dan APS-C DSLR. Jarak fokusnya tetap 50mm dengan bukaan rana maksimal f/1.8 (cakap untuk efek bokeh). Jarak fokus efektifnya 80mm untuk kamera APS-C dan 50mm untuk kamera full frame. Motor penggeraknya sangat halus dan memiliki silent autofocus untuk foto dan video. Lensa ini cocok untuk fotografi portrait sampai fotografi dengan cahaya minim.

Nikon AF-S FX NIKKOR 50mm f/1.8G (Auto Focus)


Tak mau kalah dengan Canon, Nikon juga memiliki lensa dengan spesifikasi serupa tapi dengan harga yang agak lebih mahal sedikit. Lensa ini bisa digunakan untuk beragam fungsi, mulai dari olahraga sampai portrait, kamu hanya butuh kamera DSLR Nikon (idealnya model FX). Kinerjanya cepat, bentuknya compact dan merupakan pilihan yang tepat untuk fotografer pemula atau pun profesional. Hasil fotonya tajam, detail, dan sanggup mengatasi ketersediaan cahaya yang minim. Hal yang perlu diperhatikan adalah lensa ini memiliki jarak fokus minimum sekitar 50cm, artinya kamu tidak bisa terlalu dekat dengan objek saat ingin memotret.

Sigma 10-20mm f/3.5 EX DC HSM


Sigma dikenal sebagai salah satu produsen lensa papan atas di industri fotografi dan merupakan produsen lensa independen terbesar di dunia. Produk mereka dipercaya sebagai lensa yang kokoh dan dapat diandalkan untuk berbagai macam kamera dan tujuan dari fotografi itu sendiri dan lensa ini pun tak jauh berbeda. Dengan rentang fokus hanya 10-20mm, lensa ini akan memberikan kedalaman ruang yang sangat lebar, bisa membantu untuk menangkap ruangan lebar dalam satu frame, hingga sedikit menciptakan ilusi optik untuk ruangan yang sebenarnya tidak besar. Lensa ini hadir dengan variasi yang bisa digunakan untuk kamera DSLR Canon, Nikon, Pentax dan Sony.

Baca juga: Tips yang harus dilakukan sebelum menjual kamera dan peralatan kamera bekas pakai.

Tamron AF 70-300mm f/4.0-5.6


Para pengguna Nikon perlu mempertimbangkan kemampuan yang ditawarkan lensa besutan Tamron ini karena ini adalah lensa Tamron pertama yang didukung dengan Ultrasonic Silent Drive (USD) yang bisa mendapatkan fokus super cepat. Artinya, lensa ini sangat ideal untuk menangkap momen olahraga seperti balapan, lari, dan objek lainnya yang bergerak cepat. Tamron juga memasangkan fitur kompensasi getaran untuk mendukung fotografi mendapatkan foto yang lebih stabil tanpa bantuan tripod.


Sigma 24-105mm F4.0 DG OS HSM


Lensa ini merupakan salah satu pilihan lensa sapu jagad terbaik yang pernah dibuat. Dengan harga yang relatif terjangkau, kamu akan mendapatkan sebuah lensa yang mengkombinasikan kualitas gambar dan jarak fokus tele dengan kemampuan rasio zoom yang tinggi sehingga hasil foto tidak terdistorsi. Lensa ini hadir dengan fitur Sigma Hyper Sonic Motor (HSM) yang dapat melakukan autofocus secara cepat, tidak berisik, dan akurat serta dengan optical stabilization.

Menentukan lensa yang dibutuhkan memang merupakan tantangan tersendiri dan kelima lensa ini tak harus kamu miliki semua. Cukup pilih yang benar-benar kamu butuhkan kalau tidak mau dompet menipis secara drastis.

Wednesday, January 6, 2016

Satu topik dapat digarap lewat macam-macam rubrik maupun penyajian teknis. Setiap topik harus digarap dengan rumusan yang menghasilkan informasi terbanyak. Juga, yang paling menyatu dengan irama siaran berita televisi (BTV) tempat liputan tersebut ditayangkan dan minat orang terhadapnya.
FORMAT DAN DURASI LIPUTAN DALAM BTV
  • Gambar-gambar diiringi komentar (voice-over)
Berupa sekuen sepanjang 15 sampai 30 detik, terdiri atas gambar-gambar yang dikomentari oleh pembawa acara di studio.
Saat montase, harus:
  1. Memadukan komentar dengan satu atau dua gambar yang kuat.
  2. Utamakan penambat (dalam bentuk gambar dan komentar yang biasanya dimulai antara 5 sampai 10 detik sebelum gambar-gambarnya).
  3. Bikin montase shot terakhir yang panjang agar memudahkan kembalinya gambar ke pembawa acara bertepatan dengan kata terakhir dari komentarnya.

Setiap kali seorang wartawan pergi liputan, tanggung-jawabnya harus diperhitungkan. Ia akan merekam gambar-gambar, penuturan-penuturan, postur-postur yang bukan miliknya. Legitimitasnya dalam hal merekam dan menyiarkan informasi-informasi ke masyarakat luas hanya bersandar pada penghormatannya terhadap kehidupan pribadi dan hak setiap individu atas gambar pribadinya. Setiap kali kepentingan umum dipertaruhkan, ia tidak ragu mengambil risiko, karena inilah tuntutan peran jurnalisme dalam masyarakat demokratis.
  • Mengenal dengan baik status tempat penyelenggaraan shooting, memastikan apakah itu tempat umum atau pribadi.
  • Jangan pernah shooting melawan kehendak orang-orang yang dimintai. Bersikap sabar, dapat dipercaya, agar memperoleh hak merekam gambar.

Friday, November 20, 2015



ABBY SINGER  Shot kedua-untuk-terakhir hari. Dinamai manajer produksi Abby Singer, yang akan sering sebut "gambar terakhir hari." Juga disebut tembakan martini.

ABOVE THE LINE – Bagian dari anggaran film disediakan untuk pemain utama dalam produksi seperti sutradara, produser, penulis, aktor utama, dll Disebut demikian karena nama-nama ini digunakan untuk muncul di atas garis sebenarnya pada formatanggaran lama, memisahkan mereka dari para pembuat film lainnya pada proyek.

ACTING -  Adalah segala kegiatan, gerak, atau perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku. Akting meliputi mimik, pantomim, dialog, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan adegan aktor atau pemain sinetron. Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.

Friday, May 8, 2015



Ketika kita akan memulai merekam gambar, yang umum dan selalu menjadi perhatian seorang juru kamera adalah : 
  1. Komposisi, merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, agar objek menjadi pusat perhatian. Seorang juru kamera harus mempunyai rasa ( sense of art ), kreatifitas, dalam menciptakan sebuah gambar. Dengan komposisi kita juga membangun “mood“ suatu visual dan keseimbangan objek. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :

Sepertiga bagian ( rule of thirds ), pada aturan umum komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek ditengah – tengah bidang ( Death Center )
Copyright zOe Production. Powered by Blogger.

Contact Us

Name

Email *

Message *

Lighting, editing