Komunikasi Massa
Sebelum kita jauh membicarakan apa itu
Radio, Sejarah Radio, Siaran Radio, Berita Radio dan lain sebagainya.
Kita mulai dari pengertian Komunikasi Massa. Siaran Radio dengan berbagai
jenisnya adalah bentuk dari pengejawantahan komunikasi massa. Komunikasi yang
ditujukan kepada khalayak luas, hitrogen, serempak dengan menggunakan media massa baik
cetak, elektronik maupun on line internet.
Menurut Dedy Mulayana (Ilmu
Komunikasi,2004), komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang
menggunakan sarana-sarana teknik yang mampu menyampaikan pesan kepada khalayak
yang besar dalam waktu relative singkat atau bahkan secara langsung. Cirri
utamanya, penyampaian pesan atau gagasan itu dilakukan orang yang bekerja pada
media massa.
Ciri-ciri Komunikasi Massa
- Komunikator Melembaga
Komunikator dalam komunikasi bukan
orang perorangan tetapi sekumpulan orang. Gabungan dari berbagai macam unsur,
bekerja satu sama lain dalam suatu sistem yang berbentuk lembaga. Sistem adalah
sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan kegiatan mengolah,
menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambing yang menjadi pesan dalam
membuat keputusan untuk mencapai kesepakatan dan saling pengertian satu sama
lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
Sistem mengandung interdependensi,
komponen-komponen saling berkaitan, berinteraksi secara keseluruhan. Tidak
bekerjanya satu unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain.
Eksistensi kesatuan (totalitas) dipengaruhi opleh komponen-komponennya,
sebaliknya eksistensi masing-masing komponen dipengaruhi kesatuannya. Berbagai
unsure tersebut saling melengkapi, bejerja sama satu sama lain sehingga
sempurna sesuatu dikatakan sebagai lembaga.
Dalam komunikasi massa komunikator
merupakan lembaga media massa itu sendiri. Wartawan sendiri
bukan seorang komunikator, ia orang yang sudah
terinstitusikan/dilembagakan (institutionalized person). Sikap dan
perilaku wartawan sudah diatur dan tunduk pada sistem yang ada. Begitu juga
dengan redaktur, pimred dan top majemen bahkan seorang pemilik modal sekalipun
orang yang paling berpengaruh dalam menentukkan kebijakan media yang
bersangkutan, tetap tidak bisa dikatakan sebagai komunikator. Ia hanya
merupakan salah satu bagian dalam lembaga media massa.
Komunikator dalam komunikasi massa
setidaknya memiliki unsure-unsur sebagai berikut : 1) kumpulan individu, 2)
komunikasi antar individu terbatasi perannya dengan sistem media massa, 3)
pesan yang disebarluaskan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama
pribadi unsure-unsur yang terlibat, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator
biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
- Komunikan Bersifat Hetrogen
Kita bisa mengatakan komunikan atau
penerima pesan dari komunikasi massa hetrogen/beragam adalah dengan
memetakan siapa pembaca surat kabar, siapa pendengar radio, penonton
televisi dan siapa pengguna internet. Penonton televisi, pendengar radio,
pemabaca surat kabar dan penguna internet beragam umur, pendidikan,
agama, jenis kelamin, asal muasal dan tempat tinggal, namun mereka sama-sama
menonton acara televisi yang sama, begitu juga dengan media lain radio, surat kabar
maupun internet.
Secara garis besar Herbert Blumer
memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan yakni : (a). Audince
dalam komunikasi massa sangatlah hetrogen artinya ia mempunyai
heterogeniats komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka
berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. (b). Berisi Individu-individu
yang tidak atau atau mengenal satu sama lain. Dan juga antar individu itu tidak
berinteraksi secara langsung satu sama lain. (c). Mereka tidak mempunyai
kepemimpinan atau organisasi formal.
- Pesannya Bersifat Umum
Pesan dalam komunikasi massa bersifat
plural, tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat
tertentu. Pesan-pesannya juga tidak boleh bersifat khusus, misalnya khusus
kepada golongan tertentu.
- Komunikasi Berlangsung Satu arah
Isi media massa adalah bentuk
komunikasi satu arah, Koran yang kit abaca, kita tidak dapat langsung
memberikan respon kepada komunikatornya. Begitu juga televisi, Radio dan
sebagainya. Kalaupun bisa sifatnya tertunda atau delay.
- Komunikasi massa Menimbulkan
Keserempakan
Ketika kita sedang menonton televise,
mendengarkan radio atau membaca Koran , tanpa kita sadari pesan tersebut juga
sedang dinikmati secara bersamaan oleh ribuan, bahkan jutaan orang di seluruh Indonesia atau
dunia.
- Komunikasi Massa Mengandalkan
Peralatan Teknis
Media massa sangat tergantung
dengan peralatan teknis. Misalnya pemancar untuk media elektronik. Bahkan
dengan satelit. Media cetak membutuhkan mesin cetak, distribusi dan lain-lain.
- Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeper
Istilah lain palang pintu atau penepis
informasi atau penjaga gawang. Posisi yang sangat berperan dalam penyebaran
informasi melalui media massa. Berfungsi ikut menambah, mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah
dipahami.
Bahan-bahan, peristiwa, data, inforamsi
yang menjadi bahan mentah yang akan disiarkan media massa beragam dan
sangat banyak. Tentu harus ada pemilahan, pemilihan dan penyesuaian dengan
media yang bersangkutan. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor
film/Koran/buku. Manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan
lembag sensor film, yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas
dalam pesan-pesan dari media massa masing-masing.
Gatekeeper berfungsi
menginterpretasikan pesan, menganalisi, menambah data, mengurangi
pesan-pesannya. Intinya mereka pihak yang ikut menentukkan pengemasan sebuah
pesan dari media massa. Bahkan bisa dikatakan gatekeeper sangat
menentukkan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan.
Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan
untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik
(gelombang elektromagnetik). Gelombang tersebut melintas dan merambat lewat
udara dan juga bisa lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini
tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Gelombang radio adalah satu bentuk dari
radiasi elektromagnetik yang terbentuk ketika obyek bermuatan listrik
dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam
frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spectrum elektromagnetik, dan
radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektronik maupun
magnetik.
Ketika gelombang radio dipancarkan
melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut
dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Ini
kemudian dapat diubah menjadi sinyal radio atau lainnya yang dapat membawa
pesan. Gelombang elektromagnetik lainnya yang memiliki frekuensi di atas
gelombang radio, meliputi sinar gamma, sinar –X, inframerah, ultraviolet dan
cahaya terlihat.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002
Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio yang merupakan gelombang
elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta
ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber
daya alam terbatas. Gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer
per detik.
Gelombang radio berbeda dengan
gelombang audio. Gelombang radio merambat pada frekuensi 100.000 sampai
100.000.000.000 Hz. Gelombang audio merambat pada frekuensi 20 sampai 20.000
Hz. Pada siaran radio gelombang audio tidak ditransmisikan langsung tetapi
ditumpangkan pada gelombang radio yang merambat melalui ruang angkasa. Ada dua
metode transmisi gelombang radio, yaitu melalui modulasi Amplitude (AM) dan
modulasi frekuensi (FM). Radio meski identik dengan hal-hal yang berkaitan
dengan alat penerima suara, tetapi transmisi gelombangnya dapat dipakai sebagai
dasar gelombang pada televise, radio, radar (radio detection and ranging), dan
telepon genggam pada umumnya.
James Clerk Maxwell adalah orang yang
pertama kali menjelaskan teori dasar dari perambatan gelombang elektromagnetik
pada tahun 1873 di Royal Society dalam makalanya teori dinamika medan
elektomagnetik ( A dynamical theori of the elektromagnetical field)
berdasarkan penelitian antara tahun 1861 sampai 1865.
Pada tahun 1873, Davis E. Hughes orang
pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan
bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia
mendemonstrasikan penemuannya di Rotyal Society pada tahun 1880 tetapi hal itu
dikatakan Cuma merupakan induksi saja.
Gelombang radio ditemukan pada tahun
1887 di Jerman oleh Heinrich Rudolf Hertz. Antara tahun 1886-1888 ia pertama
kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen dan memperagakan bahwa
radiasi radio memiliki seluruh property (sifat) gelombang (sekarang disebut
gelombang Hertizian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetikdapat
diformulasikan ke persamaan turunan parsial disebut persamaan gelombang.
Penemuan tersebut menjadi cikal-bakal
bagi Guglielmo Marconi untuk menemukan sistem komunikasi tanpa kabel yang
pertama pada tahun 1895. Temuan mikrofon dan tabung audio pada tahun 1907 oleh
Lee de Forest menjadi sangat penting karena menyempurnakan bentuk radio yang
menghasilkan suara bagus dan datar.
Tabung audio adalah sebuah tabung
elektronik yang memungkinkan implus-implus listrik nyang kompleks itu
diperbesar dan dipancarkan. Setelah sebelumnya ditemukannya deoda pada tahun
1905. deoda adalah tabung hampa udara yang memuat dua elektroda, yakni kodota
dan anoda. Pada saat anoda menerima gelombang radio, ia secara bergantian
mengalami dua jenis muatan, yakni positif dan negatif. Fase berikutnya adalah
ditemukannya kristal galena yang sangat peka terhadap radio, dan temuan ini
mengarah kepada produksi radio yang digunakan di rumah-rumah.
Pada awalnya penggunaan radio
kebanyakan adalah maritim, yaitu untuk mengirim pesan telegraf menggunakan kode
Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awalnya adalah Angkatan laut
Jepang yang memata-matai armada Rusia saat Perang Tsushima tahun 1901.
Penggunaan radio yang fenomenal dan paling dikenang adalah pada saat
tenggelammnya kapal penumpang Inggris RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk
komunikasi antara operator di kapal yang sedang tenggelam dan kapal terdekat
dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
Siaran radio mulai dapat dilakukan pada
tahun1920-an, seiring populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika
Serikat. Selain siaran, siaran titik ke titik, termasuk telepon dan siaran
ulang program radio, mulai populer antara tahun1920-an dan 1930-an.Tahun 1922, British
Broadcasting Company didirikan dan menyiarkan program pertama pada
tanggal 14 November 1922. hal ini menandakan dimulainya sebuah produksi siaran
radio yang digunakan oleh masyarakat luas.
Pada waktu Perang Dunia II, radio
dipergunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angakatan darat
dan Angkatan laut dikedua pihak yang saling berperang. Jerman menggunakan
komunikasi Radio dan pesan diplomatic ketika kabel bawah lautnya di potong oleh
pihak Britania. Amerika Serikat menyampaikan 14 Pokok Pikiran Presiden Woodrow
Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Penggunaan radio pada masa
perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan
menggunakan radar (radio detection and ranging).
Radio menjadi sangat terkenal
dimasyarakat karena memiliki sesuatu yang spesifik untuk didengarkan. Radio
memiliki kemampuan luar biasa untuk menciptakan “theatre of mind” dalam
pikiran pendengarnya. Radio juga mampu mengirimkan transmisi dengan jangkaun
yang sangat luas sehingga menjangkau daerah-daerah pedesaan mupun lautan yang
jauh. Dengan kemajuan media, radio saat ini juga menggunakan teknologi satelit
(radio satelit) dan Internet (radio web) sehingga memungkinkan siaran
radio menjangkau seluruh dunia.
Sejarah Radio dan Siaran Indonesia
Perkembangan radio di wilayah nusantara
dimulai sejak jaman Belanda. Statusnya adalah radio swasta. Radio swasta
pertama kalai didirikan adalah BRV (Batavia Radio Vereniging)
pada 16 Juli 1925 dan menyusul NIROM (Nederlands Indhische RadioOmroop),
tahun 1934 VORO (Vereniging ootershe Radio Omroop), semuanya di Batavia
(Jakarta sekarang). Kemudian SVR (Solosche Radio Vereniging) di Solo
tahun 1933. VORL (Vereniging Oostersche Radio Luistraars) di Bandung,
CIRVO (Chinesse en Intreemse Radio Luistraars Vereniging Oost java) di
Surabaya, EMRO ( Eerste Madioense Radio Oomroop) di
Madiun dan MAVRO (Mataramse Vereniging Voor Radio Oomroop) di
Yogyakarta.
Radio yang didirikan oleh pribumi
adalah SRV di Solo oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo,
diresmikan 13 April 1933. Ir. Sarsito Mangunkusumo dan M. sutarjo Kartokusumo
menghimpun semua radio siaran Indonesia dan membentuk Perikatan Perkumpulan
Radio Ketimuran (PPRK) tanggal 29 Maret 1933 dan memulai siaran pertamanya pada
1 November 1940.
Jaman pendudukan Jepang siaran radio di
Indonesia dikelola dan diawasi oleh badab Siaran di bawah naungan tentara
jepang yang bernama Nippon Hoso Kanri Kyoku atau Radio Militer Jepang yang
berpusat (sekarang di Jalan Merdeka Barat no 4-5 Jakarta Pusat, lokasi RRI
). Disinilah M. Yusuf Ronodiporo berhasil menyiarkan Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI ke
seluruh dunia pada malam 17 Agustus 1945.
Radio Republik Indonesia (RRI) secara
resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945 (sekarang menjadi Hari Radio).
Pemimpin umum RRI yang pertama adalah dokter Abdulrahman Saleh. Deklarasi
pendirian RRI juga menghasilkan Piagam TRI Prasetya RRI.
Berdasarkan Pemerintah Nomor 37 tahun
2000 yang ditandatangani Presiden pada 7 Juni 2000 RRI mengalami proses
perubahan “Government Owned Radio” menjadi “Public Service Broadcasting”. RRI
sekarang memiliki 52 stasiun penyiaran dan 1 stasiun penyiaran khusus
untuk luar negeri.
RRI Cabang Utama Jakarta memiliki 6
progama, yakni Program 1 (Pro 1) untuk segmen dewasa di DKI Jakarta, Pro
II untuk segmen remaja dan pemuda. Pro III khusus berita dan informasi, Pro IV
khusus kebudayaan, Pro V untuk saluran Pendidikan dan Pro VI untuk musik klasik
dan Bahasa Asing. “Suara Indonesia” (Voice of Indonesia) menyiarkan
acara dalam 10 bahasa asing ke luar negeri.
Untuk RRi di daerah hamper seluruhnya
menyelenggarakan siaran dalam 3 progama yakni Progama Daerah (Pro 10
melayani masyarakat luas sampai ke pedesaan, Pro II melayani masyarakat
perkotaan dan Pro III khusus menyajukan Berita dan Informasi(News Channel) kepada
masyarakat luas.
Radio Siaran swasta
Organisasi radio swasta Indonsia,
PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) memiliki hubungan
erat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik di masa penjajahan, proklamasi
kemerdekaan maupun dinamika perjalanan bangsa, memperjuangkan kehidupan
masyarakat yang demokratis, adil dan berkemakmuran.
Jaman penjajahan Belanda, radio swasta
yang dikelola oleh warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang.
Radio pribumi menyiarkan program untuk memajukan kesenian dan kebudayaan
disamping untuk kepentingan perjuangan dan pergerakan semangat kebangsaan.
Radio siaran swasta nasional tumbuh dan
berkembang dari radio amatir kearah profesionalisme pada awal-awal Orde baru
1966. PP RI No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Swasta Non Pemerintah yang
mengatur fungsi, hak, kewajiban dan tanggung jawab radio siaran, syarat-syarat
penyelenggaraan, perizinan dan pengawasannya. Secara umum penyelenggara radio
siaran swasta nasional harus berbadan hukum.
Menulis Untuk Telinga (Jurnalistik
Radio)
Berita Radio
Definisi berita baik untuk media cetak,
elektronik maupun on line internet pada prisnsip sama. Bahwa berita adalah
suatu informasi baru (new) yang mengandung makna penting (significant),
memiliki pengaruh terhadap siapapun yang mendengar, menonton, atau membaca dan
menarik bagi khalayak luas.
Berita adalah sesuatu yang terjadi
sekarang, belum pernah didengar atau dibaca orang , dan sesuatu. Berita dapat
berupa suatu peristiwa (event), bisa juga berupa gagasan (idea) atau
pendapat (opinion) yang sudah diucapkan.
Definisi yang lain menyebut berita
adalah NEWS (North, East, West, South), yang bermakna setiap
realitas sosial yang berasal dari keempat penjuru mata angin berpotensi sebagai
bahan berita.
Sebuah berita baik untuk media cetak,
elektronik maupun internet harus memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
- Keluarbiasaan (unusualness). Berita
adalah informasi tentang sesuatu yang luar biasa. If dogs bites a man
is not news, but if a man bites dog, it is news. (Lord
Northchiffe).
- Kebaruan (newness). Berita
adalah informasi terbaru. Informasi mengenai apa saja yang baru. Rumah
baru, mobil baru, senjata baru, Bupati baru, Presiden baru dan lainya.
Orang Perancis punya ungkapan Chistoire se repete, sejarah tak
pernah berulang.
- Berdampak atau berakibat (impact). Berita
adalah informasi yang berdampak luas bagi masyarakat. Tidak jarang
berdampak besar bagi kehidupan suatu masyarakat. Rencana kenaikan harga
BBM sudah berdampak naiknya harga-harga kebutuhan pokok yang lain.
- Ketepatan waktu atau aktual (timeliness). Ada tiga
kategori aktualitas berita, yakni : (1). Aktualitas kalender, (2).
Aktualitas waktu dan (3). Aktualitas masalah.
- Kedekatan (proximity/nearness). Berita
adalah tentang kedekatan. Berita akan menarik kita untuk mengikuti,
mendengar atau membaca jika mengenai sesuatu yang memiliki kedekatan
dengan kondisi khalayak. Kedekatan ada dua kategori yakni, kedekatan
geografis atau wilayah dan psikologis, keterikatan pikiran, perasaan, atau
kejiwaan seseorang dengan suatu peristiwa yang menjadi berita.
- Informasi (information). Berita adalah
informasi yang secara sosio-jurnalistik dianggap memiliki nilai berita
untuk dilaporkan media massa.
- Konflik (conflict). Berita adalah
sesuatu yang menagandung unsur atau sarat denagan dimensi pertentangan.
Konflik merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak pernah
habis selama khalayak menyukai dan menganggap penting.
- Ketenaran (prominence). Berita
adalah menyangkut orang penting. Pejabat publik, publik figur, pesohor,
selebriti. Teori jurnalistik menegaskan, names make news.
- Ketertarikan manusiawi (human interest). Suatu
peristiwa bisa saja tidak memiliki dampak luas bagi masyarakat, tetapi
peristiwa tersebut menimbulkan suasana getaran hati, kejiwaan, dan alam
perasaan.
- Kejutan (suprising). Sesuatu yang
datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar
perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.
- Seks (sex). Segala yang
berkaitan dengan seks, perempuan, perselingkuhan, perkawinan pasti menarik
dan menjadi sumber berita.
Sumber Berita Radio
Sumber berita untuk radio yang utama
adalah kejadian, peristiwa apa saja, dimana saja, kapan saja yang sesuai dengan
prinsip-prinsip dan kaidah jurnalistik serta memenuhi segala hal yang
mengandung unsur-unsur berita. Radio menugaskan reporter yang bertugas mencari
dan mendapatkan berita di lapangan. Sumber berita bisa dari Pemerintah
(Presiden, para Menteri, anggota legislatif maupun yudikatif). Juga berita
bersumber dari kalangan masyarakat kebanyakan, LSM, lembaga-lembaga profesi,
tokoh masyarakat dan sebagainya. Berita dapat diperoleh dari kantor
berita LKBN Antara, perwakilan kantor berita asing.
Sumber Berita radio Tetap
misalnya-penerbitan (publication)-surat kabar, majalah nasional dan
asing dan warkat berita (newsletter).-Jumpa pers (news conerences),
taklimat (briefings), dan rapat-rapat (public meeting).-Pemantauan
(monitoring) terhadap siaran-siaran stasiun radio dan televise lainnya, baik
nasional maupun asing.-Kontak pribadi (personal contact) orang sebanyak
mungkin.
Dalam penulisan berita radio sangat
penting diperhatikan adalah ketepatan berita. Kesalahan sekecil apapun bisa
membuata kefatalan. Jangan asal menulis berita, apabila mengenai hal-hal yang
anda sendiri masih ragu. Sangat penting untuk melakukan check dan re-check
untuk penulisan berita radio yang akurat.
Prinsi-prinsip Penulisan Berita Radio
- Ketepatan (accuracy). Penulisan
berita radio harus tepat atau akurat data dan fakta-faktanya. Check and
re-check fakta-fakta, nama-nama, angka-angka dan lainnya. Jangan
menulis berdasar kutipan rumor atau desas-desus. Tidak boleh berspekulasi.
- Imbang (balanced). Berita yang
akan menjadi materi siaran radio haruslah menyangkut informasi yang
berimbang. Cover both sides khususnya untuk berita-berita kontraversial,
ini merupakan keharusan, jika tidak berita yang anda siarkan akan
kehilangan kredibilitasnya.
- Kejelasan (clarity). Pesan anda
harus jelas, jangan sampai pendengar tidak paham apa yang dimaksud dengan
berita radio tersebut. Ingat, pendengar radio hanya mempunyai satu
kesempatan untuk mendengar pesan yang anda sampaikan. Pembaca Koran dapat
membolak-balik halaman surat kabar yang dibacanya untuk membaca
ulang berita yang kurang jelas, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh
pendengar radio. Maka berita radio harus jelas (crystal clear).
Menulis Untuk Pendengar
Menulis berita radio adalah menulis
sambil membaca (berbicara), sekan-akan anda sedang menyiarkan berita yang anda
tulis. Sehingga dapat merasakan atau menghayati bahwa begitulah bunyi berita
tersebut apabila disampaikan atau dibaca oleh penyiar dan didengarkan oleh
khalayak luas. Ada beberapa azas yang senantiasa harus diingar bila
anda menulis untuk berita radio (telinga).
-It’s spoken (diucapkan).
Berita radio adalah suatu kabar yang diucapkan untuk didengar. Naskah berita
yang belum disiarkan belum dapat dikatakan sebagai berita radio. Dia baru
menjadi berita radio apabila sudah diucapkan atau dibaca oleh penyiar untuk
disiarkan kepada pendengar.
-It’s spoken language (bahasa
sehari-hari). Berita radio menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa
diucapkan dalam obrolan sehari-hari. Kata-kata yang dipilih harus menyesuaikan
dengan kosakata pendengar agar mudah dipahami.
-It’s immediate (sekarang,
langsung). Radio adalah media sekarang, bukan kemarin, atau besok. Kelebihan
radio dari Koran adalah ciri SEKARANG tersebut.
-It’s person to person (antar
orang). Radio adalah AKU dan KAU. Kendatipun jumlah pendengar radio sangat luas
dan heterogen, namun komunikasi yang dibangun adalah antara penyiar
dengan satu orang pendengar. Dengan kata lain Pendengar Radio selalu Tunggal
adanya.
-It’s heard only once (sekilas/terdengar
satu kali). Tidak bisa diulang, karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali
ucap langsung dimengerti. Prinsipnya clarity has top priority, kejelasan
merupakan prioritas utama.
-It’s sound only (hanya
bunyi). Kata-kata adalah jembatan anatara redaktur berita radio dengan
pendengar. Kata-kata itu hanya dapat didengar karena radio adalah media audio.
Radio bekerja hanya dengan bunyi. Hal ini merupakan kelemahan sekaligus
kekuatan radio. Imajinasi pendengar dapat dengan mudah dirangsang dengan bunyi
atau suara. Bandingkan anda mendengar siaran langsung sepak bola di radio
dengan nonton di televisi. Anda akan lebih mudah tersang oleh kemahiran si
reporter radio ketimbang apa yang dilakukan reporter televisi. Rumusnya adalah
pada pilihan kata dan kemampuan mendramatisasikan kepada pendengar.
Prinsip penulisan Berita Radio
Easy Listening Formula (ELF). Susunan
kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran
pertama. Keep it Simple and Short (KISS). Hemat kata, tidak mengumbar kata.
Menggunakan kalimat pendek dan tidak rumit. Gunakan sesedikit kata sifat dan
anak kalimat. Write The Way you Talk (WTYT). Tulislah sebagaimana diucapkan.
Menulis untuk disuarakan bukan untuk dibaca pendengar. Satu kalimat satu nafas.
Teknik Penulisan Berita radio
- Menggunakan kata kerja dan kalimat aktif. Bila
anda menulis berita radio umumnya adalah menulis tingkah laku manusia,
perasaan mereka, kesalahan atau kemampuan mereka dan yang terpenting
tentang apa yang mereka lakukan. Lebih seringlah menggunakan kata kerja
yang merupakan dasar dalam penulisan berita radio. Bentuk kalimatnya
adalah kalimat aktif. Pokok kalimat (subject), sebutan kalimat
(veb/predicate), dan keterangan (object).
Contoh : Gempa tektonik berkekuatan 4,5
Skala Richter tadi pagi mengguncang Pulau Seribu. Gempa yang memporkaporandakan
dua kecamatan tersebut terjadi pada pukul 4 lebih 42 menit Waktu
Indonesia Barat. Penduduk setempat yang rumahnya hancur, saat ini sedang
mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka menempati kantor kecamatan dan
gedung-gedung sekolah yang tidak mengalami kerusakan akibat gempa.
Bupati Pulau Seribu, Abdul Kadir, yang dihubungi wartawan kami melalui telepon
genggamnya belum bisa memperkirakan jumlah kerugian yang ditimbulkan.
Kata-kata mengguncang,
memporakporandakan, mengungsi, memperkirakan, semua dalam bentuk aktif.
-Spoken words. Pilih kata-kata yang
biasa diucapkan sehari-hari. jam empat sore (16.00) wib. 15 ribu rupiah (Rp.
15.000). -Sign-posting, sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama
orang, atribusi/predikat selalu mendahului nama. Ketua DPR-Marzuki Ali
mengatakan………-Stay away from question, jangan gunakan kutipan langsung. Ubah
kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Ia siap memimpin perlawanan
terhadap kuruptor. (‘saya siap melawan koruptor” kata SBY). –Avoid
abbreviation, hindari singkatan atau akronim tanpa menjelaskan kepanjangannya
lebih dahulu. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945-BEM
Untag’45 Jakarta menggelar……… (Ketua BEM Untag’45
Jakarta-Farid-mengatakan….).
Subtle Repetition. Ulangi secara halus
fakta-fakta penting, seperti pelaku atau nama untuk memudahkan pendengar
memahami dan mengikuti alur berita. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
mengatakan pemerintah akan menaikkan harga BBM. Menurut Presiden kenaikan
tersebut dalam rangka menyesuaikan harga minyak dunia yang terus naik. Kepala
Negara juga menegaskan ……………
Present Tense. Gunakan perspektif hari
ini. Untuk unsur waktu gunakan kata “kemarin, hari ini, besok, lusa”, bukan
nama hari (senin-minggu). Mahasiswa dari HMI Cabang Jakarta melakukan aksi hari
ini menolak kenaikan BBM ……..besok mereka akan melanjutkan aksinya……….
Angka. Satu (1-90) ditulis
pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu”. Lebih dari satu angka ditulis angkanya.
Angka 45 atau 147 jangan ditulis ; empat puluh lima, seratus empat puluh
tujuh. Angka ratusan, ribuan, jutaan, miliaran sebaiknya ditulis tanpa nol. Lima ratus,
sepuluh ribu, 25-juta, 145-miliar.
Mata uang ditulis sesuai pengucapannya
dibelakang angka. 100-ribu rupiah (RP.100.000), seratus dollar Amerika Serikat
(US$ 100).
Tanda Baca Khusus. Dash. Tanda garis
pisah (--) untuk sebelum nama atau kata penting atau butuh
penekanan. Puncttution. Tanda sengkang, yakni tanda-tanda pemenggalan (-) untuk
memudahkan pengucapan singkatan kata yang di eja. H-M-I. B-A-P. D-P-R.
Garis miring. Jika perlu gunakan garis
miring satu (/) sebagai pengganti koma, atau sebagai tanda jeda untuk bernafas.
Garis miring dua (//) untuk titik dan garis miring tiga (///) untuk akhir
naskah.
Kebijakan pemerintah yang akan
menaikkan harga BBM/ satu April 2012/ mendapat penolakan keras dari masyarakat/
terutama dari kalangan mahasiswa// Mereka turun ke jalan melakukan aksi
protes// Menurut Ketua Umum H-M-I—Johan Sapulidi/ pemerintah SBY telah gagal
mensejahterakan rakyat ///
- Hindari Penggunaan Bentuk Negatif (Negarive
form). Kita bisa memberi warna lebih segar pada naskah berita yang
ditulis, dengan mengubah bentuk kalimat negatif menjadi kalimat positif,
terutama dalam lead berita.
Bukan berita radio.” Menteri Politik
Hukum dan Keamanan menjelaskan, para mahasiwa tidak akan dilarang melakukan
demonstrasi sepanjang tidak anarkis.”
Berita radio. “ Pemerintah mempersilahkan para
mahasiswa melakukan demontrasi sepanjang tidak anarkis//
Menkopolhukam menegaskan………………”.
Elemen Pemberitaan
Berita radio dihimpun oleh para
reporter, namun seorang Redaktur juga patut mengetahui segala sesuatu mengenai
laporan (reporting) dan memiliki pengalaman yang memadai dalam bidang tersebut.
langkah yang harus dilakukan seorang reperter adalah antara lain --News
Gathering ; melakukan observasi berangkat ke TKP untuk pengamatan
langsung, pengumpulan bahan berita atau peliputan, wawancara, studi literature
(riset).
Aturan yang harus diingat, sebelum
berangkat reporter harus memiliki latar belakang (background information).
Sampai di lokasi perkenalkan diri, nama dan dari media mana anda wakili. Jangan
pernah menerima satu informasi atau keterangan begitu saja, alias menelan
mentah-mentah, cari tahu perkembangan hingga saat ini, pastikan anda
benar-benar memahami situasi. Meski begitu, penafsiran tetap merupakan
bagian penting dari laporan.
-News Production, penyusunan
naskah, penentuan kutipan wawancara (sound bite), backsound, efek suara dan
sebagainya. –News presentation, penyajian berita dan -News order, urutan
berita.
Produk Jurnalistik Radio
- Copy. Berita pendek durasi 15-20 detik,
biasanya berita penting, harus cepat diberitakan, disampaikan di sela-sela
siaran (breaking news) atau program regular insert berita (news
insert) tiap 00 pada setiap jam siaran misalnya. Berupa straight
news (berita langsung).
- Voicer. Laporan reporter, terdiri dari
pengantar (cue) penyiar di studio dan laporan reporter di TKP, termasuk
sound bite dan /atau live interview.
- Paket. Panjangnya 2-8 menit. Isinya paduan
naskah berita, petikan wawancara (sound bite).
- Feature. Durasi 10-30 menit. Paduan antara
berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana(wildtracking).
Membahas tema tertentu yang mengandung unsur human interest. Bisa pula
berupa dokumenter (documentary).
- Vox Pop. (vox populi) suara rakyat. Berisi rekaman suara opini
masyarakat awam tentang suatu masalah atau peristiwa. Contoh; pengantar
(cue) : Menjelang kenaikan harga BBM, Presiden SBY memanggil ketua-ketua
umum Partai Koalisi ke Cikeas, hari ini, Senin 12 Maret 2012. Seperti
kita ketahui sikap partai-partai koalisi belum sepakat atas kebijakan
pemerintah tersebut. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang kenaikan harga
BBM tersebut, berikut petikan wawancara kami dengan beberapa warga
masyarakat : sound bite : 1. “ saya tidak setuju kenaikkan harga
BBM, rakyat makin susah hidupnya………2. “ saya sih setuju aja kalau untuk
kebaikan, tapi jangan di korupsi dong…………….3. saya rakyat kecil mas,
tidak mengerti soal negara, yang penting harga sembako murah………………………..
Program Berita (news program)
Buletin (paket berita). Berisi
rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news). Bidang
politik, ekonomi, sosial, olah raga, keamanan dan sebagainya. Local, regional,
nasional dan internasional. Durasi 30 menit atau lebih. Biasanya di dahului
olehHeadline newscast (headline news). Biasanya berdurasi 45-60
detik saja. Sebagaian besar berupa cuplikan singkat laporan awal (initial
report) atau hasil monitoring dari sebuah laporan penting yang akan disiarkan
dalam bulletin.
News Flash. Biasanya
berkaitan dengan informasi yang teramat penting sehingga tidak bisa menunggu
untuk jadwal berita regular. Kreteria berita news flash adalah
bencana alam (gempa bumi, angina topan, banir, kebakaran dan sebagainya),
apalagi jia bencana tersebut memakan korban jiwa. Bodang politik, jatuhnya satu
pemerintahan, pemilu, perang dan lain-lain.
Breaking News/ News Insert.
Berita berisi info aktual berupa straight news atau voicer.
Durasi 2-5 menit tergantung panjang pendek dan banyak sedikitnya berita yang
disajikan. Biasanya pada jam-jam tertentu.disampaikan secara khusus di
sela-sela siaran apa saja.
Majalah Udara. Berisi straight
news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek, dokumenter dan
sebagainya.
Talk Program (talkshow). Ada dua
jenis program yang kerap muncul di radio, pertama interview atau wawancara dan
forum-forum diskusi live di studio dengan nara sumber atau melalui
telepon.
Talk Program
Radio, pada dasarnya adalah media
komunikasi massa berbasis suara. Semua informasi disampaikan melalui
perantaraan suara. Maka, Talk Program atau program yang berbasis suara
menjadi andalan radio. Ada dua program yang kerap muncul di radio
berkaitan dengan Talk Program, yakni; pertama Interview atau
wawancara dan kedua forum-forum diskusi.
Baik wawancara atau forumk diskusi bisa
bersifat interaktif dengan mengundang partisipasi pendengar untuk terlibat
aktif. Namun program ini juga bisa bersifat tertutup, pendengar hanya bisa
menyimak dialog atau perbincangan yang terjadi di studio. Meski dengan kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi, kegiatan wawancara atau diskusi radio bisa
dilakukan dimana saja. Narasumber tidak perlu hadir secara fisik di studio,
dengan menggunakan fasilitas teleconference dan mobile phone atau
handphone. Teknologi tersebut memungkinkan wawancara atau diskusi
dilakukan dengan jarak terpisah, tanpa mengganggu kualitas suara.
Wawancara Radio
Wawancara atau interview pada
hakekatnya adalah proses tanya jawab yang berlangsung antara dua orang atau
lebih. Namun intinya selalu ada dua pihak yang terlibat, pihak pertama adalah
reporter, interviewer atau pewawancara dan pihak kedua adalah narasumber,
interviewee atau orang yang diwawancarai.
Wawancara harus dilandasi tujuan dan
terfokus pada tema yang disiapkan, terencana untuk mendapatkan atau memperjelas
informasi tertentu. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan, menggali dan
memperjelas informasi tentang suatu peristiwa, kebijakan dan sebagainya. Lebih
spesifik, Masduki (2001) menjabarkan tujuan wawancara, yaitu :
- memastikan kebenaran dan aktualitas fakta atau
mengonfirmasi.
- memperoleh pernyataan resmi langsung dari
sumbernya.
- menggali sudut pandang atau opini pihak yang
diwawancarai atau pihak lain melalui perantara narasumber.
- memformulasikan suatu masalah.
- memperoleh suara yang mewakili masyarakat.
- menciptakan gaya berita bercerita.
- meningkatkan citra pribadi reporter.
- memperkuat kredibilitas radio dibidang
informasi.
- melengkapi detail data yang kurang, tetapi
penting.
- menyambung kesenjangan hubungan narasumber
dengan media, dan pada gilirannya, hubungan narasumber dengan publik.
Meski tujuan wawancara bermacam dan
beda-beda tetapi efek bagi radio akan tetap sama. Wawancara yang baik akan
meningkatkan kredibilitas radio. Sebaliknya wawancara yang buruk, pewawancara
tidak smart, akan menurunkan kredibilitas radio.
Jenis-jenis Wawancara
Berdasarkan aktualitas atau periode
penyiarannya, wawancara dibagi dua, yaitu :
- wawancara langsung (live interview).
Wawancara dilakukan dan diudarakan secara langsung, bisa disimak oleh
pendengar saat itu juga. Wawancara jenis ini nilainya sangat tinggi,
tetapi tantangannya juga besar. Pewancara harus smart dan menguasai medan,
serta permasalahan yang diangkat. Reporter juga harus betul-betul siap
menghadapi hal-hal yang tak terduga entah dari narasumber, lokasi dan
lainnya.
- wawancara tertunda (delayed interview).
Wawancara yang direkam terlebih dahulu, diedit kalau perlu baru
diudarakan. Wawancara jenis ini lebih aman, tetapi aktualitas yang harus
dikorbankan.
Berdasarkan lokasi wawancara, maka
wawancara diklasifikasikan dalam beberapa kategori, yakni :
- on the spot interview. Wawancara di lokasi kejadian, langsung pada saat peristiwa
berlangsung dengan sosok-sosok kunci yang terkait dengan tema pemberitaan.
On the spot interview memiliki fungsi yang sangat penting, karena lewat
wawancara jenis ini suasana atau mood peristiwa diangkat dibawa ke ruang
pendengar. Menambah nilai nowness dan juga menambah kredibilitas radio
karena menguatkan atau menegaskan bahwa suatu peristiwa atau isu yang
diliputnya memang nyata dan factual.
- Studio Interview. Wawancara dilakukan di studio atau lokasi khsusus yang disiapkan
sebagai studio (misalnya on air booth di pameran-pameran), narasumber
hadir. Wawancara dilangsungkan dan diudarakan-terekam atau live langsung
disiarkan. Wawancara ini lebih aman, karena biasanya sudah direncanakan
sebelumnya.
- Teleconference. Wawancara yang bisa berlangsung di lokasi kejadian atau di
studio. Namun narasumber tidak hadir secara fisik. Wawancara dilakukan
melalui media komunikasi, handphone, atau fasilitas teleconference
lainnya. Wawancara ini biasanya dilakukan dalam keadaan mendesak, dengan
pertimbangan masalah yang diliput aktual, kalau ditunda atau menunggu
kehadiran narasumber atau sampai narasumber punya waktu, momennya bisa
menghilang. Padahal justru momen itulah yang penting.
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat,
wawancara terbagi menjadi :
- Wawancara Tokoh. Yang diwawancarai tokoh-tokoh
tertentu mewakili bidang-bidang yang relevan dengan tema wawancara. Tokoh
diwawancarai karena kompetensinya, layak dan memiliki pemahaman seputar
tema yang akan diangkat. Bisa juga karena selebritasnya, tidak penting apa
temannya, yang penting adalah status selebritasnya.
- Vox Pop.
Wawancara ini berdasar karena media khususnya radio adalah media rakyat
atau media publik. Maka fungsi utama radio adalah menjadi corong suara
rakyat dan menghubungkannya dengan elit pemerintah atau penguasa.
Narasumbernya siap saja, rakyat kebanyakan. Masalah yang digali dan
diangkat tentang kehidupan rakyat sehari-hari, missal kenaikan BBM,
kenaikan harga kebutuhan pokok, dampak kebijakan baru, atau tanggapan atas
peristiea yang menggegerkan dan sebagainya.
- Press Conference. Konferensi pers, sejatinya adalah momen dimana pihak tertentu
mengundang pers atau wartawan untuk menyimak mereka mengungkapkan
informasi, menjelaskan atau mengklarifikasi. Yang punya maksud dan tujuan
untuk mengangkat isu tertentu dimedia bukanlah media itu sendiri,
melainkan pihak diluar media. Media tidak dipaksa untuk memuat atau
mengangkat hasil pers conference. Tetapi lazimnya konferensi pers
diselenggarakan karena ada isu yang mendesak.
Wawancara berdasarkan cara penyajiannya
terbagi dua (Masduki,2001), yaitu :
- Insert. Wawancara
yang disajikan sebagai pelengkap berita. Durasi insert tidak
panjang, paling lama 30 detik untuk sisipan berita radio. Sebelum
disajikan insert harus diolah lebih dahulu.
- Program khusus. Wawancara disajikan sebagai
program khusus wawancara atau talk show. Wawancara berbentuk
atraksi utuh dan lengkap bagi pendengar. Panjang pendeknya wawancara tidak
ditentukan oleh berita-seperti insert, tetapi olehslot waktu
atau durasi program yang tersedia.
Wawancara berdasarkan gaya wawancara
(Masduki,2001), terbagi atas :
- Wawancara keras dan memaksa. Gayanya seperti
penyidik, polisi, atau jaksa melakukan klarifikasi fakta atau meminta
penjelasan, menginterogasi.
- Wawancara emosional. Wawancara yang bertujuan
menggali dan mengekspos emosi. Apakah sedih, marah, kecewa atau bahagia
yang meluap-luap. Pewawancara dituntut untuk berempati dan menyesuaikan
diri dengan mood, tetapi tidak berarti harus ikut naik darah atau berurai
air mata.
- Wawancar santai. Dilangsungkan dengan gaya santai
berbincang antar sahabat. Alamiah, informal, tetapi mendalam. Pewawancara
dituntut bisa menampakkan sikap yang ramah, bersahabat, membuat
narasumbernya rileks dan akrab. Pendekatan humor sering dipakai untuk mempertegas
nuansa alamiah dan informal.
Menurut British Broadcasting
Corporation (BBC), lembaga penyaiaran publik yang memiliki standar performa
jurnalistik ideal ini, wawancara pada dasarnya terdiri dari tiga tipe, yaitu :
- Hard exposure interview, yaitu wawancara untuk menginvestigasi sebuah subjek.
- informational interview, yaitu wawancara yang menempatkan khalayak dalam
tema yang tengah diangkat. BBC mengistilahkan sebagai “an interview which
puts the audience in the picture”.
- Emotional interview, wawancara yang bertujuan mengungkap sosok, benak, atau jalan
pemikiran narasumber.
Dari ketiga kategori tersebut menjadi
landasan untuk mengembangkan wawancara menjadi duabelas kategori lain,
yaitu :
- Hard news. Pendek durasinya, to the point dan
fungsinua untuk mengilustrasikan atau menambah warna berita. Hanya fakta
terpenting yang disampaikan dalam wawancara. Lazimnya yang ditanyakan
bukan penjelasan tapi tanggapan atau reaksi terhadap fakta-fakta.
- Informasi. Fungsinya bukan memperjelas, tapi
juga memberi latar bagi tema/berita yang diangkat. Pertanyaan lebih dalam
daripada hard news. Menjelaskan lebih dari sekedar fakta, unsure how dan
why dari sebuah isu menjadi penekanan wawancara informasi.
- Investigasi. Wawancara ini bertujuan menggali
fakta lebih dalam lagi daripada informasi. What really caused the
problems. Tidak semua tema dapat di eksplorasi dengan wawancara
investigasi. Hanya isu-isu yang kontraversial atau problematic saja yang
penting untuk di investigasi. Wawancara investigasi sifatnya mendalam dan
kerap durasinya begitu panjang, menjadi data mentah bagi karya dokumenter.
- Adversarial. Wawancara jenis ini untuk
mengecek-ulang fakta atau peristiwa. Pertanyaan yang diajukan sering
bersifat provokatif. Misalnya, dalam kasus kebakaran pasar, reporerter
mengajukan pertanyaan semacam ini kepada pihak tramtib setempat. “dua
kebakaran di lokasi yang sama dalam waktu satu bulan. Karena itu, beberapa
pihak menganggap dinas yang Bapak pimpin juga harus bertanggung jawab.
Bagaimana Pak?’. Melakukan wawancara adversarial cukup berat, reporter
beresiko berhadapan dengan narasumber yang merasa terusik dan terganggu
dengan pertanyaan yang bersifat provokatif. Ujungnya narasumber bisa
marah, ngambek dan tidak mau melanjutkan wawancara. Bahkan ada yang
melakukan tuntutan hukum. Wawncara jenis ini masti dilakukan dengan penuh
perhitungan oleh sang reporter. Jangan takut, mengingat posisi reporter
yang mewakili kepentingan publik.
- Interpretatif. Wawancara berkenaan dengan dua
hal; reaksi atau penjelasan atas suatu peristiwa (ekplantion).
Reaksi akan lebih kuat apabila dikeluarkan oleh orang yang terlibat
langsung dalam kasusu/peristiwa. Penjelasan, analisis atau interpretasi
biasanya disampaikan oleh pengamat yang tidak langsung terlibat, sehingga
pendapatnya lebih objektif.
- Vox pop. Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya, vox popo merupakan jenis wawancara yang memperlihatkan peran
radio yang sesungguhnya, yaitu sebagai penghubung antara publik dengan
pemerintah atau penguasa. Atau pembawa suara publik sehingga didengar oleh
aparat atau elit-elit polotik. Vox pop, berasal dari bahasa latin, artinya
“voice of the public”.suara rakyat. Vox pop tidak perlu panjang-panajang,
yang dipentingkan adalah keragamannya. Lebih menarik bila disajikan
selang-seling, suara laki-laki dan perempuan, tua-muda, variatif.
- Personal. Yang utama bukan fakta atau tema
peristiwa, tapi sosok yang terlibat. Wawancara jenis ini sengaja menyibak
kepribadian atau profil narasumber. Biasanya berkenaan dengan ketokohan
atau ketenaran (seleb) seseorang. Wawancara ini akan menarik jika
pewawancara dapat mengkombinasikan dua pendekatan; gaya seorang
psikater yang mesti mngungkap kepribadian orang, dengan gaya pendeta
pada saat pengakuan dosa.
- Emosional. Wawancara ini dimaksudkan untuk
mengungkap perasaan narasumber, dengan maksud menyetuh perasaan pendengar.
Untuk memunculkan simpati dan empati. Wawancara tragedy, musibah, atau
kriminalitas (korban atau keluarga korban). Aturan dasarnya reporter (a)
jangan pernah bertanya ‘bagaimana perasaan anda’ pada narasumber yang
mengalami musibah (b) “tread carefully when your foot is on somebody’s
heart, and then only walk where you have been the right of way”.
- Entertainment. Wawancara dunia hiburan, lebih
tepat wawancara yang menghibur. Topiknya biasa saja, tapi yang ditonjolkan
adalah sisi-sisi yang ringan, jenaka dan menghibur. Sisi enteng kehidupan
atau hal-hal yang membuat kita tersenyum.
- Actuality. Suara
reporter tidak dipentingkan, yang diperlukan hanyalah suara narasumber.
Pertanyaan harus tepat agar penjelasannya lebih ilustratif. Pertanyaan
yang baik adalah memancing orang bercerita bukan untuk menjawab
pendek-pendek.
- Remote (terpisah).
Wawancara yang dilakukan dari studio atau lokasi yang terpisah dari studio
utama, atau lokasi stasiun radio. Peralatan harus memadai, karena kulaitas
suara harus sejernih dari studio utama.
- Grabbed (dadakan).
Wawancara inidilakukan pada orang-orang yang tidak ingin diwawancari,
namun reporter bersikeras melakukannya karena alasan-alsan tertentu.
Wawncara pendek dan tidak jarang jawabannya “no comment !”. wawncar
jenis ini hanya dibenarkan ketika seseorang yang memutuskan being
left alone-dibiarkan sendiri-justru mengganggu kepentingan
publik karena ketidakacuhannya.
Persiapan Wawancara
Persiapkan topik. Memilih topik atau
tema yang punya nilai lebih dibanfing berita regular. Lakukan pendalaman
wacana. Pikirkan angle apa yang diangkat. Selaraskan dengan tujuan
wawancara. Tuangkan daftar pertanyaan yang relevan dan susun kalimat
pertanyaan yang mengeksplorasi permasalahan. Perbanyak why dan how.
Persiapan narasumber. Baut peta
narasumber ; siapa saja mereka, latar belakang profesi, pekerjaan, atau
pendidikan. Alasan mengapa mereka dijadikan narasumber, cari nonor kontaknya,
ambil narasumber utama. Sebisa mungkin kontak narasumber jauh-jauh hari, buat
janji untuk wawancara selengkapnya. Jangan mengandalkan hanya satu narasumber,
cari alternative penggantinya.
Persiapan alat. Dukungan teknis angat
penting dalam proses wawancara. Tetapkan wawancara akan berlangsung di dalam
atau diluar studio, by phone atau teleconference. Cek peralatan dapat berfunsi
dengan baik.
Last but no least. Persiapan mental. Fokuskan
perhatian pada wawancara dan butir-butir pertanyaan. Seperti apapun sikap
narasumber, tetap jaga kesantunan dalam berbicara dan berperilaku.
Pelaksanaan Wawancara.
Wawancara pada dasarnya dialog antara
dua pihak. Yang menjadi pemrakarsanya adalah pewawancara, bukan narasumber.
Karenanya penting sekali melakukan pendekatan narasumber sebelum wawancara
sesungguhnya dimulai. Basi-basi yang cerdas, jangan klise. Basi-basi yang klise
akan mencoreng atau menjatuhkan citra reporter.
Jaga jarak aman dengan narasumber.
Jarak terlalu dekat akan rekaman. Jarak terlalu lebar-suara akan terdengar
sayup-sayup. Intinya jangan remehkan masalah teknis. Fokus pada butir-butir
pertanyaan, kalau semua pertanyaan sudah terjawab, segera sudahi wawancara.
Wawancara yang bagus adalah yang berlangsung santai, seperti orang mengobrol,
walau topinya serius. Pewawancara harus mampu mengembangkan pembicaraan,
membangun suasana dan mood narasumber sehingga yang bersangkutan merasa nyaman
untuk ditanyai.adalah tugas pewawancara untuk menjaga alur agar wawancara tetap
berlangsung dalam suasana menyenangkan.
Evaluasi Wawancara.
Evaluasi dilakukan secara teratur
setiap selesai melakukan wawancara atau memproduksi hasil wawancara menjadi
program khusus, fature/dokumenter, berita dengan insert/actuality dan
lain-lain. Evaluasi tidak sekedar mendengarkan kembali hasil wawncara, tapi
menyeleksi dan membuat scenario tentang bagaimana wawancara itu akan disajikan
kepada pendengar. Inilah proses yang disebut editing atau
penyuntingan.
Menurut Masduki (2001:55), pokok-pokok
evaluasi wawancara mencakup :
- Kesesuaian tujuan program dengan kejelasan
tuturan dan isi.
- Pengamatan terhadap bagian teknis atau bahasa
yang mengganggu.
- bagian perbincangan yang terlalu umum, bertele-tele
atau keluar dari konteks.
Apabila proses evaluasi akan
dilanjutkan pada proses penyuntingan, maka pokok-pokok yang mesti dilakukan
adalah :
- Menyimak hasil wawancara secara keseluruhan
untuk mencermati (dan mengevaluasi) kualitas teknis audio.
- Menyimak pernyataan narasumber, dan memilih
bagaian mana saja yang bisa di-cut atau diuadarakan. Sesuaikan
topik atau tema wawancara.
- Membuat scenario atau rancangan urutan
penggunaan hasil wawancara.
Struktur Wawancara
Pada dasarnya program wawancara memiliki
kerangka yang terdiri dari opening, body dan closing.
- Opening atau pembuka. Berfungsi memperkenalkan pendengar pada topik
wawancara dan narasumber. Lengkap, to the point. Pembuka
harus menekankan poin-poin menarik. Fungsi pembuka bukan hanya sebagai
introduksi program, tetapi juga sebagai sarana promosi agar pendengar
tertarik untuk menyimak program wawancara.
- body atau
isi wawancara. Subtema dikupas satu-persatu atau kalau wawancara ditujukan
untuk menampilkan profil (personality interview), inilah saatnya
mengupas sosok yang ditampilkan. Pewancara harus pandai mengatur ritme dan
muatan wawancara agar sesuai dengan sdlot waktu yang dialokasikan.
Upayakan ada klimaks dibagian akhir tapi jangan diujung. Setiap termin
simpulkan dan berikan teaser-semacam iming-iming. Teaser bisa berupa topik
yang menarik atau bisa berupa hadiah atau kuis, misalnya, “kenapa tokoh
ini berani melawan SBY/ akan disampaikan setelah selingan berikut ini…..”.
- closing atau penutup. Lazimnya diisi dengan kesimpulan dari pewawancara
mengenai tema yang dikupas, atau pribadi yang diwawancarai. Kesimpulan
harus relevan dengan tujuan wawancara. Jika memungkinkan berikan waktu
narasumber untuk menyampaikan pesan terakhir atau menekankan poin yang
ingin diingat pendengar. Tutup dengan santun, dan pewawancara mohon diri.
Setel jingle program (kadang iklan). Dan acara resmi
ditutup.
Etika Wawancara.
1. Imparsial
atau tidak memihak. Independent. Wawancara, khsususnya untuk kepentingan
pemberitaan dilakukan demi kepentingan publik. Pewawancara adalah mewakili
publik, kalau memihak itu namanya public relations officer-nya
narasumber.
2. Jujur
dan Objektif.wawancara dilakukan apa adanya. Tidak ada intervensi pihak manapun
yang bersifat subjektif. Objektif adalah komitment menyampaikan fakta bukan
opini.menempatkan diri setara dengan narasumber dan berada diposisi tengah
dalam setiap polemic antarnarasumber (Masduki,2001:57). Objektivitas tidak akan
tercapai tanpa kejujuran reporter/pewawancara.
3. Santun.
Dialog macam apapun tidak akan berlangsung dengan baik, apabila satu pihak
menjadi penekan atau penindas bagi yang lain. Kesantunan adalah kunci untuk
berkomunikasi dengan siapapun, dimanapun. Bahkan ketika narasumber tidak santun
sekalipun, tidak ada alsan bagi reporter/pewawancara untuk membalasnya dengan
sikap tidak santun. Kesantunan memberi citra positif pewawancara dan berdampak
positif bagi radio-nya.
4. Menghargai
Hak-hak Narasumber. Sepenting apapun nilai informasi yang diperlukan, ingatlah
reporter bukan raja atau pneguasa yang bisa memaksa interogasi. Hak-hak
narasumber yang harus dihormati : narasumber berhak mendapat perlakuan sopan
dari pewawancara. Narasumber punya hak untuk tetap diam, reporter harus pandai
mengorek informasi tanpa mengancam atau mnegintimidasi narasumber. Narasumber
punya privasi yang harus dihormati. Sepenting apapun wawancara, ruang pribadi
harus dihormati. Reporter infotainment sering sekali melakukan pelanggaran
privasi semacam ini. Sudah begitu informasi yang diburu ternyata sama sekali
tidak penting.
DISKUSI RADIO
Diskusi bukan sekedar dialog tanya
jawab, tapi merupakan forum pertukaran opini dan gagasan (exchange of
ideas). Diskusi diruang publik termasuk radio menjadi persyarat
pemenuhan fungsi demokrasi. Dunia di sekitar kita pada dasarnya adalah a
market of ideas-pasar gagasan.
Diskusi tidak asal ngomong atau debat
kusir, pokok-pokok diskusi adalah presentasi gagasan, kritik dan antitesisi,
argumentasi dan sintesis. Gaya berdiskusi bisa formal atau nonformal.
Topiknya bisa berat, ringan, spesifik, general atau tentang kehidupan
sehari-hari.
Diskusi diselenggarakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan sebagai beriku :
- Finding solutions. Mencari solusi. Semacam curah gagasan, misalnya ketika muncul
korban dikalangan anak-anak yang berkelahi meniru adegan kekerasan di
sinetron atau film televisi, radio menyelenggarakan diskusi yang
melibatkan pakar psikologi, aktivis media literacy, guru dan
orang tua untuk mencari solusi yang terbaik.
- Explaining problems. Menjelaskan permaslahanm menggali dan menganalisis. Diskusi menjadi
sarana untuk menyampaikan informasi yang lebih mendalam dari sekedar
berita. Misalnya dalam hal rencana pemerintah menaikkan harga BBM, radio
mengangkat permaslahan tersebut ke dalam forum diskusi dengan melibatkan
pakar ekonomi dan stakeholders agar masyarakat mendapatkan informasi yang
objektif mengenai duduk permaslahan yang sesungguhnya.
- Confirmatory. Mengonfirmasi. Mencari kejelasan di antara pelbagai
spekulasi. Misalnya : betulkah menonton televisi yerus menerus dapat
menimbulkan efek pada penontonnya dalam jangka panjang ?. betulkah Partai
Demokrat diuntungkan dengan kenaikan harga BBM ? betulkah PKS keluar dari
koalisi ?.dalam diskusi model ini mseti melibatkan tokoh-tokoh yang
terlibat langsung atau punya kewenangan untuk bicara soal tersebut.
- Catharsis. Forum
diskusi, bincang-bincang juga berfungsi melepaskan tekanan-katarsis.
Diskusi dijadikan sarana melepaskan kekesalan dan kegeraman orang pada
penguasa politik yang dianggap tidak adil, otoriter, lamban, peragu, tidak
berpihak pada rakyat, korup dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, tidak
masalah tujuan-tujuan tersebut bisa saling tumpang tindih satu sama lain,
atau muncul berbarengan.
Jenis dan Tipe Diskusi Udara.
- Panel diskusi. Ada tim panelis yang
terdiri dari narasumber atau pakar-pakar akan berdebat dengan kandidat
yang tengah berusaha memenangkan pemilu atau jabatan publik tertentu.
Lazimnya diskusi ini dilangsungkan pada masa-masa pemilu.
- Debat. Diskusi berlangsung antar kandidat.
Masing-masing dapat memaparkan programnya, kemudian dikomentari, dikritik,
ditanggapi oleh pihak lainnya. Model debat tidak terbatas pada tema
politik saja, tapi juga bisa berkenaan dengan ilmu pengetahuan atau
pengalaman sehari-hari.
- Man-on-the-street. Ini merupakan komentar atas topik atau berita tertentu. Pesertanya
bisa siapa saja, termasuk pendengar yang berpartisipasi aktif melalui
telepon, atau hadir di studio. Jenis-jenis diskusi ini bukan harga mati,
tapi bisa dikombinasikan dengan program atau tipe diskusi lainnya.
Memproduksi Diskusi Radio.
Persiapan Diskusi.
Pematangan tema. Riset terhadap topik yang akan diangakat, penentuan angle dan
alur diskusi, persiapan pertanyaan-pertanyaan atau isu-isu pancingan, penetuan
tugas masing-masing anggota tim, sekaligus konfirmasi narasumber. Curah gagasan
(brainstorming) antaranggota tim produksi dapat memperluas cakupan
diskusi dan memunculkan gagasan-gagasan untuk diskusi udara.
Pelaksanaan Diskusi.
Diskusi selalu ada moderator dan partisipan. Dibutuhkan kerjasama tim yang
solid. Partisipan diskusi bisa terdiri dari para pakar atau narasumber yang
relevan. Fungsi moderator (bisa dirangkap penyiar)adalah memimpin dan menjaga
alur diskusi. Moderator, kadang disebut host perlu dibekali
poin-poin khusus yang akan dieksplorasi dalam stiap termin diskusi. Moderator
juga perlu memahami permasalahan sehingga isu tersebut diangkat ke dalam
diskusi. Moderator yang ideal harus piawai memancing perdebatan secara sehat,
mampu menjaga tempo sehingga terdengar dinamis dan tidak membosankan serta
debat kusir yang tidak bermutu. Moderator dibantu produser atau asisiten yang
bertugas mengamati diskusi dan membantunya fokus pada isu tertentu.
Diskusi juga bisa berbentuk free
discussion yang bisa di ikuti siapa saja. Topiknya harus general sifatnya
dan menyetuh banyak pihak. Diskusi interaktif yang mengundang partisipan dari
luar studio melalui telepon perlu ada orang khsusus untuk mengangakat telepon,
mencatat pertanyaan, atau tanggapan diskusi sementara moderator berfokus pada
isu yang tengah dibicarakan.
Evaluasi Diskusi. Kesesuaian
tema dengan isi diskusi, apakah tujuan diskusi telah tercapai. Evaluasi juga
soal-soal teknis seperti kualitas suara dan dukungan perangkat. Juga penting
evaluasi alur diskusi dan perfornace tiap pihak yang terlibat
dalam produksi Talk show.
Komponen Diskusi udara yang perlu
diperhatika antara lain :
- On Stage. Terdiri dari topik, moderator, peserta/partisipan diskusi dan
narasumber.
- Off Stage. Terdiri
dari produser, operator/teknisi, traffic (pengatur alur
pembicaraan secara teknis) dan penulis skrip.
Strtuktur Diskusi Radio
- opening, lazimnya
diisi introducing atau pengantar topik, alasan topik
diangkat, apa yang diharapkan dari diskusi, menyusul dengan perkenalan
narasumber dan latarbelakang mereka. Perkenalan dilakukan sealamiah
mungkin seperti ngobrol dalam kehidupan sehari-hari. Jika diskusi
disponsori pihak tertentu, wajar untuk menyebutkan nama sponsor diawal
acara, menjelang break. Nama sponsor juga bisa melekat
pada jingle program-ini sah-sah saja.
- Body, pokok
permasalahan diskusi. Pada tahap ini, diskusi dibagi menjadi beberapa
termin. Setiap termin diantari olehbreak-iklan, lagu,
pengumuman,kuis atau yang lain. Durasi setiap termin bergantung pada pokok
yang dibahas. Agar fokus, hendaknya setiap termin membahas satu isu, aspek
atau subtema. Jika narasumber lebih dari satu orang, moderator harus mampu
membagi peran setiap narasumber.
- Closing, atau
penutup, diisi dengan penyimpulan hasil diskusi oleh moderator. Kesimpulan
bisa ditarik dari isi diskusi secara keseluruhan, bisa juga menyimpulkan
pendapat masing-masing narasumber. Fungsi kesimpulan untuk menegaskan
hasil diskusi, merangkumnya dengan padat, namun akurat. Jangan lupa pada
bagian ini diputar jingle penutup acara dan iklan
sponsor/iklan program-jika ada.
TELEVISI
Penemuan Paul Nipkow yang melahirkan
televisi mekanik dan dipamerkan pada tahun 1939 di New York World’s Fair
berukuran 8 X 10 inci menandai berkembangnya media televisi modern di dunia.
Jauh sebelum itu, perkembangan televisi bermula ketika diciptakannya tabung (vaccum
tube) Lee de Forest pada tahun 1912. Tahun 1923 Vladimir Katajev
Zworykin berhasil menciptakan sistem televisi elektris. Dan pada tahun 1930
Philo T. Farnsworth menciptakan sistem televisi. Dari sinilah akhirnya
berkembang pesawat televisi yang kita kenal sekarang.
Sementara untuk pertama kalinya gambar
televisi mulai terlihat pada tahun 1920 di Amerika Serikat. Perkembangan
teknologi televisi bergerak cepat ketika ditemukannya transistor oleh William
Sockley dan kawan-kawan pada tahun 1946. Transistor yang dibuat dari pasir
silicon yang banyak terdapat di lembah Silicon di California Amerika ini
merupakan benda sebesar pasir yang berfungsi sebagai penghantar listrik bebas
hambatan. Transistor ini sanggup menggantikan fungsi tabung (vaccum tube).
Generasi televisi yang pertama adalah
televisi hitam putih, disini sanar pantul setelah melewati sistem lensa akan
terbentuk gambar proyeksi hitam putih. Dalam perkembangannya sinar pantul
setelah dilewatkan sistem lensa, disalurkan juga sebuah prisma/dichroic sehingga
membentuk gambar proyeksi berwarna (colour). Tiga gambar proyeksi yang
mengandung warna dasar RGB inilah selanjutnya masing-masing diubah menjadi
sinyal gambar proyeksi merah, hijau dan biru, yang juga menghasilkan gambar
proyeksi berwarna di layer televisi.
Generasi kedua adalah televisi warna,
ada tiga sisitem di dalam televisi warna, yakni :
- Phase alternating Line (PAL) : 625 garis/detik-60 Herzt.
- National Television System Committess (NTSC) : 525 garis/detik – 50 Herzt.
- Sequential Colour a’Memoar (SECAM) : 825 garis/detik – 50 Herzt.
Untuk bisa mengubah sistem, baik dari
PAL ke NTSC, PAL ke SECAM, dari NTSC ke SECAM, dari SECAM ke PAL dan atau
sebaliknya bisa menggunakan convention unit (conventer). Televisi
generasi ini memiliki rasio layer 4:3.
No comments:
Post a Comment