STRATEGI PROGRAM
Strategi program yang ditinjau dari dari aspek manajemen atau
sering juga disebut dengan manajemen strategis (management strategic)
program siaran yang terdiri dari :
2. Produksi
dan pembelian program
3. Eksekusi
program
4. Pengawasan
dan evaluasi program
Perencanaan Program
Perencanaan
program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan
program dan tujuan keuangannya. Pada stasiun televisi, perencanaan program
diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi,
pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), dan penjadwalan program untuk
menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu.
Pengelola
stasiun televisi menargetkan suatu audien umum dan berupaya untuk memberikan
respons atas kesukaan/ preferensi dari orang-orang yang tengah menonton.
Bagian
program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan
program yang akan disiarkannya. Terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan sebelum bagian program memutuskan untuk memproduksi, melakukan
akuisisi dan kemudian melakukan skeduling terhadap suatu program, yaitu :
persaingan, ketersediaan audien.
1) Analisis dan Strategi
Program
Perencanaan
program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan
ditawarkan kepada pasar audien. Dengan demikian, audien adalah pasar karenanya
setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu
rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan
sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis
situasi. Analisis situasi ini terdiri atas: analisis peluang dan analisis
kompetitif.
Analisis
peluang: analisis yang cermat teradap pasar audien akan memberikan peluang bagi
setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan pendengar.
Analisis
kompetitif: dalam mempersiapkan strategi dan rencana program, pengelola program
harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran
dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audien.
Peter
Pringle (1991) mengemukakan bahwa keberhasilan suatu stasiun televisi dalam
melaksanakan programnya akan sangat bergantung pada 3 hal :
·
The ability to produce or buy programs with audience appeal.
·
Air them at times when they can be seen by the audience to which
they appeal.
·
Build individual programs into a schedule that encourages
viewers to tune to the station and remain with it from one program to another.
2) Bauran Program
Salah
satu konsep pemasaran penting yang harus dipahami pengelola media penyiaran
adalah mengenai bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri atas empat
variabel penting : product, price, place, dan promotion.
Produk
program : suatu produk yang ditawarkan kepada audien yaang mencakup nama
program dan kemasan program. Harga program : harga suatu program yang mencakup
biaya produksi program dan biaya yang akan dikenakan kepada pemasang iklan
(tarif iklan) pada program bersangkutan jika ditayangkan. Distribusi program :
distribusi program yang merupakan proses pengiriman program dari transmisi
hingga diterima audien melalui pesawat televisi dan radio. Promosi program :
proses bagaimana memberitahu audien mengenai adanya suatu prgram sehingga
mereka tertarik untuk menonton atau mendengarkannya.
3) Faktor Berpengaruh
Terdapat
empat hal yang mempengaruhi keputusan perencanaan program yang terdiri dari :
audien, pengelola dan pemilik stasiun, pemasang iklan dan sponsor, regulator.
Audien
adalah penonton atau pendengar adalah faktor paling penting dan menentukan
apakah stasiun penyiaran pada saat melakukan perencanaan programnya perlu
memutuskan apakah akan memproduksi atau tidak memproduksi suatu program.
Pengelola
stasiun penyiaran adalah mereka yang bertanggung jawab menjalankan atau
mengoprasikan stasiun penyiaran dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi
kepentingan pemilik stasiun.
4) Membuat Perencanaan
Ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan setiap pengelola media penyiaran
ketika membuat perencanaan program, yaitu berpikir seperti pemirsa, pengelola
media penyiaran harus mampu meyakinkan pemasang iklan bahwa medianya sangatlah
efektif untuk memasarkan suatu produk, pengelola media penyiaran harus
menganggap waktu siaran bernilai penting setiap detiknya dan harus menggunakan
setiap detik siaran itu dengan mendayagunakan kemampuan dalam menjangkau
pemirsa, pengelola media penyiaran berkompetisi untuk merebut waktu orang lain
untuk mau menyaksikan acara yang disuguhkan, pengelola media penyiaran lokal
harus pula berpikir secara lokal.
5) Tujuan Program
Mengelola
program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada konsumen,
keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah
ditetapkan sebelumnya yang mencakup target audien dan target pendapatan. Tujuan
program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audien. Tujuan
utama televisi komersial pada umumnya adalah untuk mendapatkan audien sebanyak
– banyaknya guna menarik pemasang iklan. Ada 5 tujuan penayangan suatu program
di televisi komersial yaitu : mendapatkan sebanyak mungkin audien, target
audien tertentu, prestise, penghargaan, dan kepentingan publik.
6) Faktor Program
Faktor
program membahas hal – hal yang harus diketahui atau dipahami terlebih dahulu
oleh pengelola program sebelum membuat keputusan perencanaan program. Dalam hal
ini terdapat beberapa hal yang harus diperhitungkan sebelm memutuskan untuk
memproduksi, akuisisi, dan scheduling suatu program. Peter Pringle (1991)
mengemukakan bebrapa faktor terpenting sebagai berikut : persaingan, ketersediaan
audien, kebiasaan audien, aliran audien, ketertarikan audien, ketertarikan
pemasang iklan, anggaran, ketersediaan program, produksi sendiri.
Produksi dan Pembelian Program
Manajer
program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan
dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain /
akuisisi (membeli).
1) Manajer Produksi
Manajer
produksi bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan, diantaranya : (1)
memproduksi program lokal (in-house), iklan dan pelayanan umum serta pegumuman
(promotional announcement), (2) mengawasi seluruh pemain serta personalia
produksi, (3) melakukan penjadwalan program siaran langsung (live) atau
produksi yang direkam, (4) mengawasi seluruh isi program yang ditayangkan, darimanapun
sumbernya.
2) Produser
Orang
yang bertanggung jawab mengubah ide atau gagasan kreatif ke dalam konsep yang
praktis dan dapat dijual.
3) Penulis Script
Penulis
script (scriptwriter) memiliki peran penting khususnya pada tahap pra produksi.
4) Sutradara
Sutradara
adalah orang yang bertanggung jawab menerjemahkan kata-kata pertulis (script)
menjadi suara atau gambar tertentu.
5) Asisten Sutradara
Seorang
asisten sutradara (assistan of director) bertugas membantu sutradara tv atau
film dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu mengawasi aspek kreatif dari suatu
produksi.
6) Director of Photography
Seorang
director of photography (DP) bertanggung jawab pada aspek kreatif penggunaan
kamera dan melakukan pengawasan terhadap penchayaan film atau sinematografi.
7) Pengarah Program
Pada
produksi program di studio stasiun tv yang menggunakan banyak kamera-baik untuk
program hiburan atau informasi / berita-posisi sutradara digantikan oleh
program director (PD) atau pengarah acara / program.
8) Pemandu Gambar
Pemandu
gambar atau switcherman adalah orang yang bertugas menampilkan perpaduan gambar
dari beberapa sumber gambar ke dalam satu tampilan visual program tv, sehingga
program tersebut memiliki nilai estetika.
9) Penata Cahaya
Orang
yang bertugas sebagai penata cahaya disebut juga sebagai lightnig director yang
bertanggung jawab mengatur dan menyesuaikan intensitas cahaya yang ada di
studio atau lokasi sesuai dengan keinginan sutradara atau pengarah program.
10) Penata Seni
Orang
yang berada pada posisi ini disebut juga art director atau perancang latar
(scenin designer) yang bertanggung jawab mengawasi rancangan atau desain
produksi program secara keseluruhan.
11) Audio Mixer
Seorang
pencampur suara atau audio mixer bertanggung jawab terhadap seluruh aspek
rekaman suara.
12) Teknisi Video
Kualitas
video dan gambar film bergantung pada teknisi video yang bertanggung jawab
mengatur gambar dalam hal tingkat warna, kecerahan, tingkat kontras.
13) Operator Film dan Video
Operator
film dan video memiliki tugas antara lain : menerima dan mengirim film dan
video serta membuat rekaman program, memeriksa kualitas film dan video yag
sesuai dengan standar program dan iklan, menandai (marking) film dan video
untuk keperluan jeda iklan.
14) Produser Eksekutif
Produser
eksekutif bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program
secara keseluruhan. Bertugas memikirkan setting, dekor, latar belakang atau
tampilan suatu program informasi yang akan menjadi ciri khas program itu.
15) Produser
Pada
produksi program informasi, khususnya program berita, produser bertanggung
jawab terhadap suatu program berita.
16) Produser Acara
Dalam
tugasnya sehari-hari, produser acara atau show producer bertanggung jawab untuk
mempersiapkan penayangan suatu program berita.
17) Produser Lapangan
Fungsi
produser lapangan menjadi sangat penting ketika stasiun televisi melakukan
liputan langsung.
18) Asisten Produser
Tugas
asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan paket berita jika
reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika reporter tidak
sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia harus berangkat lagi untuk
melaksanakan tugas berikutnya.
19) Presenter
Pembawa
acara (host), pembawa berita (presenter) atau sering juga disebut dengan
anchor, menjadi citra dari suatu stasiun televisi
Pembelian Program
Ada
kalanya stasiun televisi yang baru berdiri harus membeli hampir semua programnya.
Tugas bagian program adalah meneliti materi-materi acara yang tersedia, siapa
distributornya, lalu membuat pilihan dan merundingkan harganya. Pada siaran
televisi, acara dan film yang bagus bisa sangat mahal harganya. Untuk itu
bagian program harus memastikan bahwa anggaran yang tersedia cukup realistis
untuk membeli program.
Eksekusi Program
Eksekusi
program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam
menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam
mempersiapkan promo bagi program bersangkutan.
Menurut
Head-Sterling (1982), menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah
strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan
menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak
terjadi aliran audien keluar (outflow), yaitu :
1) Head to Head
Dalam hal
ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi
saingan untuk pindah ke stasiun sendiri denganmenyajikan program yang sama
dengan televisi saingan itu.
2) Program Tandingan
Strategi
untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun
sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda
untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.
3) Bloking Program
Strategi
bloking program adalah sama dengan konsep flow through Nielsen dimana audien
dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis
selama waktu siaran tertentu.
4) Pendahuluan Kuat
Strategi
untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat
pada permulaan segmen waktu siaran.
5) Strategi Buaian
Startegi
untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audien
atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah
dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah di antara 2 program
unggulan.
6) Penghalangan (stunting)
Strategi
untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program
secara cepat.
Pengawasan dan Evaluasi Program
Proses
pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah
dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan.
Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan
departemen memungkinkan manajer umum untuk membandingkan kinerja sebenarnya
dengan kinerja yang direncanakan. Menurut Peter Pringle, dalam hal pengawasan
program, manajer program harus melakukan hal-hal sebagai berikut : (1)
mempersiapkan standar program stasiun penyiaran, (2) mengawasi seluruh isi
program agar sesuai dengan standar dan aturan perundangan yang berlaku, (3)
memelihara catatan program yang disiarkan, (4) mengarahkan dan mengawasi
kegiatan staf departemen program, (5) memastikan kepatuhan stasiun terhadap
kontrak yang sudah dibuat, (6) memastikan bahwa biaya program tidak melebihi
jumlah yang sudah dianggarkan.
Di
Indonesia, ketentuan butir 1 dan 3 tersebut sudah diatur dalam Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun oleh Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) melalui keputusan No. 9 Tahun 2004 dan harus dipatuhi oleh
setiap stasiun penyiaran.
Pedoman Perilaku
Penyiaran merupakan panduan tentang batasan-batasan mengenai apa yang
diperbolehkan dan/atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan
(produksi) program siaran, sedangkan Standar Program Siaran merupakan panduan
tentang batasan apa yang diperbolehkan dan/atau yang tidak diperbolehkan
ditayangkan dalam program siaran.
P3SPS
membuat sejumlah aturan main yang harus dipatuhi pengelola program penyiaran
ketika memproduksi jenis program tertentu yang mencakup program faktual
(informasi), kuis, perbincangan, mistik, asing, dan program pemilu.
1) Program Faktual
Dalam
memproduksi program faktual, stasiun penyiaran harus senantiasa menerapkan
ketentuan atau etika jurnalistik dengan mengindahkan prinsip akurasi, keadilan,
ketidak berpihakan serta prinsip menghormati narasumber.
2) Program Kuis
Dengan
atau tanpa sponsor, stasiun penyiaran harus bertanggung jawab atas semua kuis
dan undian berhadiah menggunakan fasilitas telepon dan SMS, maka stasiun
penyiaran harus memberitahukan dengan jelas tarif pulsa hubungan telepon dan
SMS yang dikenakan.
3) Program Mistik
Dalam
menyiarkan program faktual yang menggunakan narasumber yang mengaku memiliki
kekuatan/kemampuan supranatural khusus ataukemampuan menyembuhkan penyakit
dengan cara supranatural, lembaga penyiaraan harus mengikuti ketentuan : a)
bila tidak ada landasan fakta dan bukti empiris, stasiun penyiaran menjelaskan
hal tersebut kepada khalayak; b) lembaga penyiaran harus menjelaskan kepada
khalayak mengenai kekuatan/kemampuan tersebut sebenarnya ada perbedaan
pandangan di tengah masyarakat.
4) Program Asing
Stasiun
penyiaran diijinkan menyajikan program asing dengan syarat tidak melebihi 40%
dari seluruh jam siaran dan mengikuti ketentuan bahwa stasiun penyiaran
televisi harus menyertakan teks dalam bahasa Indonesia, dengan pengecualian
program khusus berita berbahasa asing, program pelajaran bahasa asing, atau
pembacaan kitab suci.
5) Program Pemilu
Stasiun
penyiaran wajib menyediakan waktu yang cukup bagi oemilu/pilkada dan wajib
bersikap adil dan proporsional terhadap para peserta pemilu/pilkada. Stasiun
penyiaran dilarang bersikap partisan terhadap salah satu peserta
pemilu/pilkada.
Pelanggaran
atas P3SPS dikenakan sanksi administratif yang mencakup : a) teguran tertulis;
b) penghentian sementara mata acara yang bermasalah; c) pembatasan durasi dan
waktu siaran; d) denda administratif; e) pembekuan kegiatan lembaga penyiaran
untuk waktu tertentu; f) penolakan untuk perpanjangan izin dan atau; g)
pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran.
KEBERHASILAN PROGRAM
Keberhasilan
program, yaitu hal-hal yang perlu diketahui pengelola program dalam
memperkirakan apakah suatu program akan berhasil pada saat ditayangkan dalam
arti diterima baik oleh audien yang dituju.
Bentuk Program
Setiap
program yang ditayangkan stasiun televisi memiliki 2 bentuk, yaitu dominasi
format dan dominasi bintang.
1) Dominasi Format
Dalam
dominasi format ini, konsep acara merupakan kunci keberhasilan program. Dewasa
ini, program televisi yang mengandalkan kekuatan pada dominasi format sudah
sangat banyak. Program reality show banyak yang mengandalkan konsep ini.
2) Dominasi Bintang
Pemain
atau bintang merupakan unsur utama yang ditonjolkan. Format cerita dirancang
atau dipersiapkan berdasarkan kemampuan, kepribadian dan daya tarik bintang
utama. Kekuatan program berdasarkan dominasi bintang adalah program itu dapat
secara otomatis membentuk daya tariknya sendiri.
Dominasi
format dan dominasi bintang terkadang menjadi hal yang tidak saling
berkesesuaian satu dengan yang lainnya. Pemain atau bintang film yang sangat
terkenal atau sangat berbakat belum tentu berhasil untuk program yang
mengutamakan dominasi format. Banyak bintang film terkenal yang sukses di layar
lebar justru gagal total di layar televisi yang disebabkan bintang terkenal itu
dinilai tidak cocok dengan format yang sudah ditetapkan atau mereka tidak
cocok.
Elemen Keberhasilan
Semua
program yang sukses memiliki elemen-elemen yang mencakup : konflik, durasi,
kesukaan, konsistensi, energi, timing, dan tren.
1) Konflik
Yaitu
adanya benturan kepentingan atau benturan karakter diantara tokoh-tokoh yang
terlibat. Pengelola program harus berusaha sebisa mungkin untuk menawarkan
pandangan-pandangan yang bertentangan atau pandangan yang berbeda. Ini tidak
hanya akan membuat pertunjukan di televisi menjadi adil tetapi juga bagus.
2) Durasi
Suatu
program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama mungkin.
Ditinjau dari durasi atau lamanya penayangan program, suatu program itu terdiri
atas program yang dapat bertahan lama (durable program) dan program yang tidak
dapat bertahan lama (nondurable program).
3) Kesukaan
Adakalanya
orang menyukai suatu program bukan karena isinya, namun lebih tertarik kepada
penampilan pemain utama atau pembawa acara.
4) Konsistensi
Suatu
program harus konsisten terhadap tema dan karakter pemain yang dibawanya sejak
awal. Para penulis cerita, sutradara dan pemain haruslah bertahan pada tema
atau karakternya sejak awal. Dengan demikian, tidak boleh terjadi pembelokan
atau penyimpangan tema atau karakter di tengah jalan yang akan membuat audien
bingung dan pada akhirnya meninggalkan program itu.
5) Energi
Setiap
program harus memiliki energi yang mampu menahan audien untuk tidak mengalihkan
perhatiannya kepada hal-hal lain. Suatu program yang memiliki energi harus
memiliki 3 hal, yaitu: kecepatan cerita, excitement (daya tarik), gambar yang
kuat.
6) Timing
Programmer
dalam memilih suatu program siaran harus mempertimbangkan waktu penayangan
(timing), yaitu apakah program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan
zamannya. Setiap program harus dapat menjaga keharmonisannya dengan waktu.
Nilai-nilai atau gaya hidup yang diperlihatkan tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang masih berlaku dan dipertahankan oleh audien.
7) Tren
Seorang
programmer dalam memilih program harus memiliki kesadaran terhadap adanya
hal-hal yang tengah digandrungi di tengah masyarakat. Program yang sejalan
dengan tren yang berkembang akan lebih menjamin keberhasilan. Setiap tren
program televisi tentu saja mengalami masa puncaknya dan masa menurunnya, yaitu
ketika audien mulai merasa jenuh dan rating acara sudah turun maka ketika itu
pula proses pencarian ide-ide barupun dimulai lagi.
RISET PENYIARAN
Riset
penyiaran merupakan upaya media penyiaran untuk mengukur kinerjanya. Riset
penyiaran terbagi atas riset rating dan riset non-rating. Jenis riset yang
pertama merupakan upaya untuk mengetahui respon audien terhadap program yang
sudah disiarkan sedangkan riset non-rating adalah riset untuk mengetahui
prospek suatu program yang akan disiarkan.
pertanyaan penting yang harus dijawab oleh pengelola program media penyiaran adalah siapa audien dari program yang tengah ditayangkan, bagaimana penjabaran demografisnya, di wilayah mana audien yang ditju berada, bagaimana tanggapan mereka terhadap program itu. Untuk menjawab bergabai pertanyaan tersebut, media penyiaran membutuhkan umpan balik (feedback) dari audien. Umpan balik merupakan hal yang sangat penting bagi pengelola media penyiaran, ini akan menjadi petunjuk apakah suatu program itu berhasil atau tidak. Secara umum, umpan balik dalam penyiaran dapat diartikan sebagai seluruh informasi yang berasal dari audien. Umpan balik merupakan hal yang tidak bias dihindari oleh pengelola program karena hal itu akan selalu terjadi. Umpan balik tidak harus selalu bersifat segera seperti program interaktif, umpan balik tidak harus benar atau memadai namun yang pasti umpan balik akan selalu terjadi.
pertanyaan penting yang harus dijawab oleh pengelola program media penyiaran adalah siapa audien dari program yang tengah ditayangkan, bagaimana penjabaran demografisnya, di wilayah mana audien yang ditju berada, bagaimana tanggapan mereka terhadap program itu. Untuk menjawab bergabai pertanyaan tersebut, media penyiaran membutuhkan umpan balik (feedback) dari audien. Umpan balik merupakan hal yang sangat penting bagi pengelola media penyiaran, ini akan menjadi petunjuk apakah suatu program itu berhasil atau tidak. Secara umum, umpan balik dalam penyiaran dapat diartikan sebagai seluruh informasi yang berasal dari audien. Umpan balik merupakan hal yang tidak bias dihindari oleh pengelola program karena hal itu akan selalu terjadi. Umpan balik tidak harus selalu bersifat segera seperti program interaktif, umpan balik tidak harus benar atau memadai namun yang pasti umpan balik akan selalu terjadi.
Riset Sistematis
Umpan
balik yang paling bisa dipercaya adalah melalui riset sistematis yang dilakukan
oleh lembaga riset media atau lembaga pembuat peringkat (rating) acara. Lembaga
riset media pada umumnya berada di kota-kota besar, yang kegiatannya lebih
terfokus pada stasiun TV skala besar, misalnya televise yang siarannya secara
nasional. Pengelola media penyiaran membutuhkan umpan balik yang ilmiah, akurat
dan tidak menyesatkan untuk mengetahui apakah program yang ditayangkan itu
berhasil atau tidak. Pengelola stasiun penyiaran membutuhkan umpan balik yang
objektif, konsisten dan lengkap yang diperoleh dengan melakukan riset secara
sistematis.
Riset Rating
Rating
merupakan hal yang penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun
penyiaran atau program siaran yang paling banyak ditonton atau di dengar orang.
Keberhasilan penjualan barang dan jasa melalui iklan sebagian besar ditentukan
oleh banyaknya audien yang dimiliki suatu program. Rating menjadi indicator
apakah program itu memiliki audien atau tidak. Rating menjadi perhatian pula
bagi pemasang iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Riset rating
meneliti efektivitas program pada saat ditayangkan di stasiun penyiaran. Riset
rating pada dasarnya meneliti tindakan audien terhadap pesawat oenerima
televise atau radio. Jika dibandingkan dengan riset non-rating yang lebih
bersifat kualitatif, maka riset rating sangat mengandalkan perhitungan
kuantitatif. Riset rating jelas lebih rumit daripada riseng non-rating. Maka
ada beberapa factor yang harus diperhatikan yaitu :
1) Wilayah Siaran
Pemerintah
suatu negara harus dapat menciptakan suatu sistem penyiaran nasional yang
memiliki batas-batas wilayah siaran yang tegas dan menghindari terjadinya
tumpang tindih siaran.
2) Unit Perhitungan
Penghitungan
jumlah audien berdasarkan jumlah rumah tangga pada suatu wilayah merupakan cara
perhitungan yang lebih mudah dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan jumlah
orang.
3) Konsep Rating
Pengelola
stasiun penyiaran pada umumnya sangat peduli pada rating dari suatu program
yang ditayangkan di stasiun penyiarannya.
1. Audience
share
Hasil
perhitungan berdasarkan audience share ini biasanya lebih disukai pengelola
stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan daripada rating, selain karena
angkanya yang lebih tinggi dari rating, juga karena audience share memberikan
informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mengenai posisi stasiun
televisi terhadap televisi lainnya.
1. Pengumpulan
data
Terdapat
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menentukan rating program siaran
yaitu masing-masing :
·
Menggunakan catatan (diary)
·
Menggunakan alat pemantau
·
Telephone coincidental method
·
Telephone recall
·
Wawancara langsung
Sampel Audien
Riset
rating menerapkan sampel atas tiga aspek penelitian yang meliputi :
1) Sempel perilaku
Rangkaian
tindakan menghidupkan pesawat televisi, memilih stasiun televisi, dan mematikan
stasiun televisi.
2) Sampel waktu
Bentuk
penyederhanaan yang dilakukan peneliti berdasarkan kenyataan bahwa program
siaran ditayangkan berdasarkan waktu yang teratur setiap harinya atau setiap
minggunya.
3) Sampel orang
Pemilihan
beberapa ratus orang atau beberapa ribu orang untuk mewakili pilihan program
dari beberapa ratus ribu atau bahkan jutaan orang.
Kelemahan
riset rating :
1. Riset
rating cenderung mengabaikan kelompok audien teratas dan terbawah dan juga
kelompok-kelompok minoritas lainnya.
2. Jumlah
sampel yang sangat kecil
3. Tayangan
yang terbaik ditayangkan pada saat riset rating berlangsung
Riset Non-Rating
Suatu
konsep perlu diuji terlebih dahulu sebelum di produksi. Kegiatan pengujian
program ini dinamakan dengan riset non-rating atau uji coba program (program
testing). Riset non-rating dapat memberikan petunjuk kepada pengelola media
penyiaran dalam mempersiapkan program agar berhasil pada saat penayangannya.
Riset ini meneliti alas an-alasan subjektif perilaku audien terhadap program.
Setelah sampel audien dapat ditentukan, terdapat 4 metode program penelitian :
1. Focus
group
2. Mini-theater
test
3. Cable-based
studies
4. Telephone
research
Riset Radio
Peneliti
yang tertarik untuk melakukan riset radio harus memahami dua hal :
1. Daya
tarik dari setiap format siaran
2. Efektivitas
biaya berbagai format.
Tahapan
pekerjaan yang harus dilakukan dalam penelitian audien radio adalah sebagai
berikut:
1. Informasi
demografis
2. Gaya
hidup
3. Penjualan
kaset/CD
Peneliti
juga harus mengumpulkan informasi menyeluruh mengenai stasiun radio saingan
yang meliputi data-data :
1. Program
apa saja yang disiarkan stasiun radio lain
2. Rating
dari seluruh stasiun radio
3. Daya
jangkau siaean dari setiap stasiun radio
Jenis
riset radio :
1. Format
siaran
2. Pilihan
music
3. Campuran
music
4. Music
yang ditinggalkan
No comments:
Post a Comment