Seperti halnya pada lensa yang memiliki karakteristik yang
dapat dilihat,microphone juga memiliki karakteristik yang dapat
didengar.
Ada tiga kategori direksivitas microphone:
1. Omnidirectional Microphone
Sering juga disebut non-directional mic karena
memiliki bidang dengar yang sama kuat dari segala arah (360°).
Karakteristik ini popular di radio, dimana beberapa orang dapat duduk
mengelilingi satu mic omni dan hasilnya semua orang tetap
terdengar sama jelasnya. Namun demikian, karakteristik ini justru kurang
menguntungkan untuk produksi video. Karena sebagai akibatnya,
suara-suara di belakang kamera akan turut terdengar, suara noise ambient di
sekeliling reporter akan terdengar dan sebagainya.
2. Bi-directional Microphone
Pada microphone dengan karakteristik bi-directional memiliki
sensitifitas yang sangat bagus dari dua arah. Sering juga disebut denganfigure
eight, Karena responnya mirip angka delapan. Microphone ini
juga popular digunakan di radio untuk keperluan interviewyang
melibatkan dua orang. Microphone ini diletakkan persis di
tengah-tengah antara kedua orang tersebut.
3.Unidirectional Microphone
Microphone jenis ini memiliki sensitifitas
penangkapan suara yang sangat bagus hanya dari satu arah saja. Kategori jenis
ini terbagi lagi sebagai:
- Cardioid
- Supercardioid
- Hypercardioid
- Parabolic
Walaupun terminologinya mirip seperti yang digunakan di
dunia kedokteran, sebenarnya arti dari masing-masing jenis menunjukkan seberapa
lebar pick up patern (pola tangkap) microphone tersebut.
- Cardioid
- Supercardioid
Microphone jenis ini lebih directional daricardioid. Sehingga
bila microphone ini dihadapkan ke arah sumber suara, maka suara
yang mengganggu (biasanya terletak off-axis) cenderung diredam.
Polar pattern ini mirip dengan polar pattern dengar telinga kita, dimana kita
sering mengubah arah kepala kita guna lebih memperjelas suara yang ingin kita
dengar.
- Hypercardioid
Microphone dengan jenis ini memiliki polar
pattern yang lebih sempit dibanding supercardioid. Walaupun
memiliki sudut yang sangat sempit sehingga dapat lebih meredam suara dari
samping, tetapi sebagai akibatnya microphone jenis ini harus
selalu diarahkan bila talent bergerak/berjalan.
- Parabolic
Jenis parabolic merupakan microphone yang
paling directional. Namun demikian sebenarnya reflector yang
berbentuk parabolanyalah yang membentuk karakteristik demikian, bukanmicrophonenya
sendiri. Parabolic microphone bisa menangkap suara
sampai lebih dari 60 meter. Namun justru karena polar patternnya yang demikian
sempit, parabolic microphone menjadi tidak praktis
dipakai dalam produksi video, dan lebih sering dipakai pada event
sport seperti di sepakbola maupun bola basket.
Desain Microphone
Dilihat dari desainnya, maka microphone terbagi
menjadi beberapa jenis yaitu:
- Handheld mic,
jenis ini merupakan microphone yang dapat dipegang oleh talent
maupun reporter pada
waktu interview. Jenis microphone ini
biasanya merupakan dynamic mic. Sifatnya meredam suara desis.
Biasanya digunakan untuk acara liputan di lapangan ataupun konser musik.
- Personal mic (lavaliere/clip
on mic), jenis microphone yang sangat kecil
sehingga bisa diselipkan di balik pakaian, di rambut atau di telinga. Biasanya
digunakan presenter ketika membawakan acara atau wawancara di studio. Di negara
eropa popular dengan sebutan “lapel”. Di sebut lapelkarena
biasa dijepit di kerah baju, jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak
pemasangannya sekitar 6 - 8 inci di bawah dagu sekitar 21cm – 28 cm
- Shotgun
mic, jenis microphone yang sering digunakan di lokasi
produksi untuk mendapatkan suara pada jarak yang cukup jauh dari kamera
(biasanya untuk syuting produksi drama dan film layar lebar).Microphone ini
bentuknya panjang dan ramping mirip seperti laras senapan, biasanya merupakan condensor
mic. Sifatnya mempertajam suara jadi suara lemah dan jauh akan
ditangkap oleh microphone ini oleh karena itu dengan shotgun mic tidak
perlu mendekat pada sasaran obyek.Shotgun mic harus
diarahkan lurus ke sumber suara.
Wireless Microphone
Pada mulanya, wireless microphonedigunakan
untuk program-program dimana para talentnya membutuhkan pergerakan yang bebas,
akan tetapi sekarang ini terjadi pergeseran dimana wireless microphonedigunakan
karena jika menggunakan wire(kabel) terlihat agak kotor di gambar
dengan adanya kabel yang melintang di set ( dalam kasus ini, terlihat bahwa
kualitas audio agak “sedikit dikorbankan” demi kualitas
visual) dan itu dilakukan oleh beberapa stasiun tv. Suatu program yang
sebenarnya lebih bagus dan aman secara kualitas menggunakanwired microphone,
dengan alasan demi kepentingan gambar maka menggunakan wireless microphone.
Pada sistem wireless mic, sebuah dynamic
mic maupun condensor micdihubungkan kepada transmitter radio
FM (Frequency Modulation) yang sangat kecil. Karena sinyal audio dikonversikan
menjadi Radio Frequency(RF) untuk kemudian dikirim (transmit)
ke area produksi, maka microphonejenis ini sering juga disebut RF microphone.
Ada dua jenis microphone wireless yaitu
sistem yang terdiri dari satu unit (all-in-one) dan sistem two-piece.
Pada jenis one-piece biasanya berbentukhandheld,
komponen microphone, battere, transmitter dan
antenna terdapat dalam satu unit. Pada jenis two-piece, biasanya berbentuk clip
on yang sangat kecil. Mereka terbagi dalam dua unit, yaitu microphone dan
kotak transmitter. Antara microphone dan kotak transmitter dihubungkan
dengan kabel yang cukup pendek. Karena microphone dan kotak transmitter letaknya
terpisah, maka microphonenya bisa disembunyikan dengan baik.
Sementara kotaktransmitter yang didalamnya terdapat battere dan
antenanya dapat dijepitkan di ikat pinggang, dimasukkan ke kantong atau
disembunyikan di dalam pakaian.
Pada microphone wireless,
sinyal audio dari microphone diubah menjadi
gelombang FM berdaya rendah dan kemudian ditransmisikan oleh antenna dengan
polar pattern circular. Pada kondisi optimal, wireless mic dapat
menjangkau hingga radius 300 meter, tetapi bila terhalang oleh suatu objek,
apalagi objek yang mengandung metal, maka jaraknya dapat berkurang hingga 75
meter bahkan kurang dari itu.
No comments:
Post a Comment