ZOE Production

Nama alamat nomor telephone dan Whatsupp

Sunday, February 20, 2022

 


Pengertian Konvergensi Media, Proses, dan Contohnya

Konvergensi media merupakan pilihan tak terhindarkan bagi perusahaan media massa. Konvergensi menjadi kunci keberlangsung industri media di era multimedia.


Konvergensi media mengubah semua elemen informasi menjadi bentuk digital. Konvergensi media erat kaitannya dengan era digitalisasi. Berikut ini Pengertian Konvergensi Media dan Contohnya.


Teori Konvergensi Media diperkenalkan Henry Jenkins dalam bukunya 
Convergence Culture: Where Old and New Media Collide tahun 2006.

Teori tersebut menyebutkan, teknologi baru membawa media yang berbeda secara bersamaan untuk menjalankan fungsi baru. Teknologi baru mengubah konten media dan mengubah interaksi manusia dengan lembaga-lembaga sosial seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan sistem perdagangan.

Pengertian Konvergensi Media 

Secara bahasa, konvèrgènsi (convergency, convergence) artinya bertemu di suatu tempat atau memusat. Konvergen artinya bersifat menuju satu titik pertemuan; bersifat memusat. Moving toward union or uniformity.

Brigg (2006:326) menyebut konvergensi merujuk pada sebuah perkawinan antara komputer dan telekomunikasi yang dilanjutkan dengan bersatunya industri media dan telekomunikasi.

 

 

Konvergensi media, fenomena yang melibatkan interkoneksi teknologi informasi dan komunikasi, jaringan komputer, dan konten media. Konvergensi media menyatukan "Tiga C" —Computing, Communication, dan Content — dan merupakan konsekuensi langsung dari digitalisasi konten media dan mempopulerkan Internet.  Lima elemen utama dari konvergensi media — teknologi, industri, sosial, tekstual, dan politik. (Encyclopedia Britannica)


Konvergensi media adalah istilah yang dapat merujuk pada (1) penggabungan teknologi media yang sebelumnya berbeda dan bentuk media karena digitalisasi dan jaringan komputer; atau (2) strategi ekonomi di mana properti media yang dimiliki oleh perusahaan komunikasi menggunakan digitalisasi dan jaringan komputer untuk bekerja bersama (The Canadian Encyclopedia).

Pada 1978, Nicholas Negroponte dari Massachusetts Institute of Technology pertama kali menggunakan istilah “convergence”, untuk menggambarkan pertemuan industri-industri media.

Konvergensi media adalah fenomena bergabungnya berbagai media yang sebelumnya dianggap berbeda dan terpisah yang meliputi media cetak maupun media elektronik (misalnya televisi, radio, surat kabar, dan komputer) menjadi satu ke dalam sebuah media tunggal.

Konvergensi media adalah proses penggabungan berbagai bentuk isi media yang terdiri dari teks, foto, gambar, audio, video, serta animasi yang dapat ditampilkan pada salah satu platform (telepon seluler, laptop, televisi, dan komputer). Melalui teknologi digital memungkinkan isi media dapat dikirim ke seluruh platform media (internet, televisi, suratkabar, radio), dimana kemudian konsumen dapat menikmati melalui berbagai platform (telepon seluler, gawai, netbook, laptop, televisi, dan komputer)

 

Konvergensi media adalah penggabungan atau menyatunya saluran komunikasi massa, seperti media cetak, radio, televisi, internet, bersama dengan teknologi-teknologi portabel dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.

Menurut Albert, konvergensi media adalah fenomena bergabungnya berbagai media yang sebelumnya dianggap berbeda dan terpisah yang meliputi media cetak maupun media elektronik (misalnya televisi, radio, surat kabar, dan komputer) menjadi satu ke dalam sebuah media tunggal untuk diarahkan dan digunakan dalam satu titik tujuan.


Dalam perumusan yang lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal.


Di level perusahaan, konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan hiburan).

Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan berbagai macam media.



Komunikasi yang sudah dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat untuk penyampaian berita, dan memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat interaktivitasnya, seraya mereka bisa mengarahkan sendiri penyampaian kontennya.

Konvergensi media memungkinkan audiens (khalayak) media massa untuk berinteraksi dengan media massa dan bahkan mengisi konten media massa. Audiens sekarang dapat mengontrol kapan, di mana dan bagaimana mereka mengakses dan berhubungan dengan informasi, dalam berbagai jenisnya.

Proses Konvergensi Media

Proses konvergensi media melalui lima tahap:

1. Cross-promotion

Media yang berkonvergensi saling kerja sama untuk mempromosikan dan memperkenakan konten media satu sama lain. Kerjasama dalam bentuk iklan, audio, video, teks dan elemen visual lainnya.

2. Cloning 

Cloning yaitu konten satu media diduplikasi dan diperbanyak untuk dimuat di media lain sebagaimana aslinya.

3. Competition 

Media bermitra sekaligus bersaing pada saat yang sama. Kedua media yang terkonvergensi saling bekerja sama dengan promosi, tetapi produk berita tetap dilakukan masing-masing. Media satu grup tapi yang newsroomnya terpisah.

4. Content Sharing

Berbagi konten yaitu kedua media yang berlainan saling berbagi konten dengan bentuk konten tersebut dikemas ulang atau berbagi budjet pendapatan.

5. Full Convergence

Yaitu media yang berbeda saling bekerja sama secara penuh untuk semua lini bisnis, mulai dari pengumpulan bahan, produksi, pemasaran, dan distribusi konten.

Contoh Konvergensi Media

·        Kompas (Harian, Kompas TV, Kompas.com)

·        Tempo Media (Majalah, Harian, tempo.co, Tempo TV)

·        Republika (Harian, Republika.co.id)

·        Media Indonesia (Harian, Metro TV, Metrotv.com) 

·        Seputar Indonesia (Harian, Sindo.com, RCTI)



 

Saturday, January 15, 2022

 



Daftar Arti Kata Istilah Penting Dalam Seni Panggung
 
1.     AESTETIES : Bersifat indah, karya seni yang indah, nilai-nilai keindahan.

2.     ALIRAN : Ciri ekspresi personal yang khas dari seniman dalam menyajikan karyanya – isi karya (makna).
 
3.     ALUR : Rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan cerita kearah klimaks dan penyelesaian.
 
4.     ANTAGONIS : Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.
5.     ANTI TIPS CASTING : Pemilihan pemain berlawanan dengan sifat asli pemain.
6.     ART SENI : Kepandaian, sesuatu yang indah, kagunan, anggitan.

7.     ATMOS : Suasana perasaan yang bersifat imajinatif dalam naskah drama yang diciptakan pengarangnya. Atau suasana berkarakter yang tercipta dalam pergelaran drama.
 
8.     BABAK : Bagian besar dari suatu drama atau lakon (terdiri atas beberapa adegan).
 
9.     BALANCE : Keseimbangan unsur rupa.
10.  BASICS DESIGN : Dasar-dasar desain, nirmana.
11.  BASICS VISUAL : Dasar-dasar rupa, rupa dasar.

12.  BLOCKING : Teknik pengaturan langkah-langkah para pemain di panggung dalam membawakan sebuah cerita drama.
 
13.  CAARAKAN : Cara-cara petikan kacapi.
14.  CASTING : Cara pemilihan pemain untuk memerankan suatu tokoh.

15.  CASTING BY ABILITY : Pemilihan pemain berdasarkan kecerdasan, kepandaian dan keterampilan calon pemain.

16.  CASTING BY TYPE : Pemilihan pemain atas kesesuaian tokoh dengan calon pemain baik fisik maupun tingkah lakunya. Casting motional
 
17.  TEMPERAMENT : Pemilihan pemain berdasarkan kondisi emosi dan perasaan calon pemain.
 
18.  CLOSE VALUE : Value yang berdekatan/bersamaan dan kelihatan lembut dan terang.
 
19.  COLOUR : Warna, color
20.  COLOUR IMAGE : Skema warna
21.  COMPLEMENTER : 2 warna yang berlawanan dalam lingkaran warna
22.  COMPOSITION : Komposisi unsur rupa
23.  CONTRAST : Tingkat kecerlangan, cerlang.
24.  CRAFT : Kerajinan, keterampilan, seni kriya.
25.  CREATIVITY : Bersifat kreatif, dunia kreatif
26.  CULTURAL IDENTITY : Jatidiri budaya, identitas budaya

27.  DESIGN : Rancangan, karya rancangan, penggambaran, gagas rancangan, pemecahan rupa, susunan rupa, tata rupa, konsep rupa, bahas rupa.
 
28.  DESIGN PRINCIPLES : Asas-asas desain.
29.  DIATONIS : Susunan nada yang mempunyai jarak 1 dan ½
30.  EKPLORASI : Latihan-latihan pencarian untuk kebutuhan karya seni.

31.  EKSPOSISI : Bagian awal sebuah lakon atau karya sastra yang berisi keterangan tentang tokoh dan latar pemaparanpengenalan.
 
32.  EKSPRESIONISME : Aliran seni yang menampilkan kondisi kedalaman hati/perasaan.
 
33.  EMPATI : Keterlibatan kedalam bentuk atau larut dalam perasaan tokoh.
34.  EXPRESSION : Mimik, emosi wajah.
35.  GAYA : Ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni.
36.  GENRE KESENIAN : Jenis / bentuk / fungsi seni sebuah pertunjukan dilakukan.

37.  GESTIKUISED : Bagian aktor memanfaatkan gerak/isyarat tangan untuk menegaskan apa yang dibicarakan.
 
38.  IMPROVISASI GERAK : Imajinasi spontanitas gerak.
39.  INDUSTRIAL DESIGN : Disain produk industri, disain produk, disain industri.
40.  INTENSITY CHROMA : Kualitas cerah atau suramnya warna.

41.  KARAKTER : Sifat-sifat kejiwaan ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, tabiat, watak.
 
42.  KOMEDI : Lakon gembira, atau suka cita.

43.  KONFLIK : Berselisih, pertentangan, ketegangan dalam cerita atau lakon (dua kekuatan atau dua tokoh).
 
44.  KONSENTRASI : Pemusatan pikiran.
45.  KONVENSIONAL : Aliran atau gaya penampilan yang biasa-biasa saja sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.
 
46.  LANCARAN : Bentuk lagu yang menentukan letak dan pola tabuhan semua instrumen dalam gamelan Jawa.
 
47.  LAKU DRAMATIK : Penggayaan kegiatan atau prilaku sehari-hari sehingga menampilkan sesuatu yang lebih bermakna.
 
48.  LINE : Garis
49.  LOW VALUE : Nilai yang berada dibawahnya.

50.  MUSIK INTERNAL : Musik yang berasal dari tubuh penari itu sendiri (seperti tepuk tangan, teriakan, hentakan kaki, petikan jari, dsb).
 
51.  MUSIK EKSTERNAL : Musik pengiring tari yang berasal dari luar penari (seperti seperangkat gamelan, orkestra/bunyi-bunyian yang dimainkan orang lain).
 
52.  OSTINATO : Pengulangan pola musik yang sama pada suara bas (iringan).

53.  PANGGUNG PROSCENIUM : Panggung di gedung pertunjukan yang hanya dapat dinikmati dari satu arah pandang yaitu dari depan.
 
54.  PENTATONIS : Susunan nada yang mempunyai 5 nada, susunan nada

55.  YANG BERLARAS : Pelog terdengar seperti nada do-mi-fa-sol-si-do. Slendro terdengan seperti nada re-mi-so-la-do-re.
 
56.  PESTA RAKYAT : Kegiatan-kegiatan adat budaya selalu dikaitkan dengan kejadian penting misalnya : kelahiran, perkawinan dan kematian dalam suatu masyarakat tertentu dengan bentuk-bentuk kegiatan seni.
 
57.  POINT OF VIEW : Titik pandangan, fokus.
58.  PROPORTION : Proporsi, kepatutan bentuk, idealisasi rupa.

59.  RICIKAN : Penggolongan instrumen berdasarkan bentuk dan fungsi dalam komposisinya.
 
60.  RUBATO : Perubahan variasi ritme irama dan dinamik sebagai ungkapan ekspresi pemain (dimainkan sekehendak pemain)
 
61.  SENI : Kegiatan sadar manusia dengan perantaraan/medium tertentu untuk menyampaikan perasaan kepada orang lain.
 
62.  SKENARIO : Adalah susunan garis-garis besar lakon drama yagn akan diperagakan para pemain.
 
63.  SHADE : Value warna yang lebih gelap dari warna normal.
64.  SHAPE : Bangun atau bentuk plastis (form)

65.  STILASI : Menyederhanakan gerak dengan meniru gerak alami (seperti gerak bermain, gerak bekerja, dan lain-lain).
 
66.  TARAWANGSA : Istilah satu set perangkat gamelan sunda.

67.  TARI TEATRIKAL : tari yang dikemas untuk pertunjukan yang memiliki nilai artisitik yang tinggi.
 
68.  TEXTURE : Barik, kondisi permukaan suatu benda atau bahan.
69.  THREE DIMENSIONAL DESIGN : Bentuk tiga dimensi, nirmana tiga dimensi.
70.  TINT : Value warna yang lebih terang dari warna normal.
71.  TRADITIONAL ART : Seni tradisi.

72.  TWO DIMENSIONAL DESIGN : Bentuk dua dimensi, nirmana dua dimensi, datar.
 
73.  UNITY : Kesatuan rupa.
74.  VELUE : Nilai, bobot.
75.  VISUAL ART : Seni rupa
76.  VISUAL CULTURE : Budaya rupa, dunia kesenirupaan.
77.  VISUAL PRINCIPLES : Prinsip-prinsip rupa.

78.  VITUOSNED : Kemahiran luar biasa dalam menguasai teknik memainkan, membawakan peran.
 

 


7 Unsur Penunjang Event Sukses

 Berencana mengadakan event dalam waktu dekat tapi masih bingung bagaimana cara agar acara yang di selenggarakan nanti bisa berjalan dengan lancar?

Untuk mengadakan acara yang sukses besar, tidak perlu sampai menggunakan jasa Event Organizer (EO).

Hal terpenting yang menentukan kesuksesan suatu event adalah perencanaan yang matang dan juga kerja tim yang baik. Berikut setidaknya ada 7 unsur penunjang untuk menyelenggarakan event yang sukses.

1. Menyusun tema dan konsep acara

Tema dan konsep acara menjadi salah satu faktor utama yang menentukan kesuksesan sebuah event. Konsep yang menarik dan unik tentunya juga akan memberikan kesan tersendiri terhadap orang-orang yang terlibat dalam acara yang akan diselenggarakan. Lakukanlah brainstorming ide bersama dengan semua anggota tim yang akan dilibatkan dalam acara ini. Mintalah setiap orang untuk menyampaikan idenya masing-masing, kemudian lakukan voting untuk pemilihan ide konsep acara yang akan digunakan. Memikirkan ide konsep acara secara bersama tentunya akan lebih menyenangkan daripada harus memikirkan sendiri.

2. Pembagian tugas yang jelas

Setelah menemukan tema dan konsep acara yang ingin diangkat, langkah selanjutnya yang harus  di lakukan adalah membentuk kepanitiaan acara. Bagilah panitia dalam beberapa divisi dan pastikan setiap divisi memiliki job-desc yang jelas. Jangan sampai ada anggota tim yang mengalami kebingungan saat menjalankan tugas dan perannya. Pastikan pula tugas yang  di berikan kepada masing-masing anggota tim benar-benar sesuai dengan minatnya dan mereka memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

 3. Buat anggaran

Saat merencanakan sebuah event, jangan lupa pula untuk melakukan budgeting agar tahu mengenai gambaran biaya operasional yang  di butuhkan untuk acara tersebut. Buatlah list apa saja yang  diperlukan, mulai dari perlengkapan yang harus dibeli hingga kisaran harga tempat yang ingin  disewa untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Jangan lupa pula untuk melakukan survei ke tempat yang sudah   dipilih untuk menyelenggarakan acara, mulai dari berapa kapasitas tempat duduk yang tersedia, apakah tempat tersebut sesuai dengan konsep acara yang akan   diselenggarakan hingga apakah lokasi tempat tersebut mudah dijangkau.

Lokasi yang jauh dari pusat kota dan sulit dijangkau tentunya menjadi bahan pertimbangan apakah orang lain akan menghadiri acara yang  di selenggarakan atau tidak. Oleh karena itu, pilihlah tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari berbagai lokasi.

4. Rencanakan rundown acara dari jauh-jauh hari

Banyak orang yang cenderung membuat rundown acara saat sudah mendekati hari H. Tapi cara itu justru bisa membuat acara menjadi berantakan saat hari H karena kurangnya persiapan dari setiap anggota tim. Agar setiap anggota dalam tim memahami betul alur acara, buatlah susunan acara dari jauh-jauh hari. Dengan rundown acara yang jelas, pastinya seluruh panitia mengetahui arah acara yang akan digelar dan melakukan persiapan yang matang.

5. Buat timeline

Timeline menjadi hal yang sangat penting dalam mengontrol perencanaan acara, misal sudah sampai mana persiapan yang dilakukan, apakah setiap anggota sudah melakukan kewajibannya, apa saja yang masih kurang, sudah seberapa matang persiapan yang dilakukan dan sebagainya. Buatlah list apa saja yang harus dilakukan setiap anggota tim dan set deadline. Pemberian deadline ini bukan untuk menekan setiap anggota tim, namun untuk memastikan bahwa mereka tidak menunda kewajiban mereka.

Jangan lupa pula untuk melakukan follow up terhadap semua anggota tim, apa saja yang sudah mereka lakukan dan apakah mereka mengalami masalah dalam melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

6. Plan A, plan B

Perencanaan sudah sangat matang, tapi hanya karena tempat yang tidak memungkinkan acara  di jadi batal, pasti nggak mau kan hal itu terjadi? Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu menyiapkan beberapa rencana.

Jadi saat rencana A tidak memungkinkan untuk dilakukan, dan tim masih memiliki rencana B.

7. Teamwork yang paling penting

Konsep acara yang menarik, perencanaan yang matang dan tempat yang strategis tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya teamwork yang baik. Bisa dibilang, kerjasama dalam tim menjadi elemen yang paling menentukan kesuksesan sebuah acara. Oleh karena itu, pastikan komunikasi antar sesama anggota tim berjalan dengan baik, jangan sampai komunikasi menimbulkan kesalahpahaman yang berujung perpecahan di dalam tim.

Komunikasi yang baik ini tidak hanya diperlukan saat merencanakan acara, tapi juga sangat diperlukan saat acara berlangsung. Setiap anggota tim pastinya ditugaskan di titik-titik yang berbeda dan berjauhan. Nah untuk mempermudah komunikasi antar sesama anggota tim,   bisa melengkapi setiap anggota tim dengan Walkie-Talkie yang memungkinkan komunikasi dalam jarak yang cukup jauh.

Kesuksesan sebuah event bukan hanya bergantung pada apakah saat hari H acara tersebut berlangsung dengan lancar atau tidak, namun juga bergantung pada proses perencanaannya, dimana teamwork menjadi hal yang paling penting. Percayalah, dengan kerja sama tim yang baik, pastinya event yang   rencanakan bersama akan menjadi sebuah event yang sukses

 

Copyright zOe Production. Powered by Blogger.

Contact Us

Name

Email *

Message *

Lighting, editing