Pengertian Konvergensi Media, Proses,
dan Contohnya
Konvergensi media merupakan pilihan tak terhindarkan bagi perusahaan media massa. Konvergensi menjadi kunci keberlangsung industri media di era multimedia.
Konvergensi media mengubah semua elemen informasi menjadi bentuk digital.
Konvergensi media erat kaitannya dengan era digitalisasi. Berikut
ini Pengertian Konvergensi Media dan Contohnya.
Teori Konvergensi Media diperkenalkan Henry Jenkins dalam bukunya Convergence Culture: Where Old
and New Media Collide tahun 2006.
Teori tersebut menyebutkan, teknologi baru membawa media yang berbeda secara
bersamaan untuk menjalankan fungsi baru. Teknologi baru mengubah konten media
dan mengubah interaksi manusia dengan lembaga-lembaga sosial seperti pemerintah,
lembaga pendidikan, dan sistem perdagangan.
Pengertian Konvergensi
Media
Secara bahasa,
konvèrgènsi (convergency, convergence) artinya bertemu di suatu tempat
atau memusat. Konvergen artinya bersifat menuju satu titik pertemuan; bersifat
memusat. Moving toward union or uniformity.
Brigg (2006:326) menyebut konvergensi merujuk pada sebuah perkawinan antara
komputer dan telekomunikasi yang dilanjutkan dengan bersatunya industri media
dan telekomunikasi.
Konvergensi media,
fenomena yang melibatkan interkoneksi teknologi informasi dan komunikasi,
jaringan komputer, dan konten media. Konvergensi media menyatukan "Tiga
C" —Computing, Communication, dan Content — dan merupakan konsekuensi
langsung dari digitalisasi konten media dan mempopulerkan Internet. Lima
elemen utama dari konvergensi media — teknologi, industri, sosial, tekstual,
dan politik. (Encyclopedia Britannica)
Konvergensi media
adalah istilah yang dapat merujuk pada (1) penggabungan teknologi media yang
sebelumnya berbeda dan bentuk media karena digitalisasi dan jaringan komputer;
atau (2) strategi ekonomi di mana properti media yang dimiliki oleh perusahaan
komunikasi menggunakan digitalisasi dan jaringan komputer untuk bekerja bersama
(The
Canadian Encyclopedia).
Pada 1978, Nicholas Negroponte dari Massachusetts Institute of Technology
pertama kali menggunakan istilah “convergence”, untuk menggambarkan pertemuan
industri-industri media.
Konvergensi media adalah fenomena bergabungnya berbagai media yang sebelumnya
dianggap berbeda dan terpisah yang meliputi media cetak maupun media elektronik
(misalnya televisi, radio, surat kabar, dan komputer) menjadi satu ke dalam
sebuah media tunggal.
Konvergensi media adalah proses penggabungan berbagai bentuk isi media yang
terdiri dari teks, foto, gambar, audio, video, serta animasi yang dapat
ditampilkan pada salah satu platform (telepon seluler, laptop, televisi, dan
komputer). Melalui teknologi digital memungkinkan isi media dapat dikirim ke
seluruh platform media (internet, televisi, suratkabar, radio), dimana kemudian
konsumen dapat menikmati melalui berbagai platform (telepon seluler, gawai,
netbook, laptop, televisi, dan komputer)
Konvergensi media
adalah penggabungan atau menyatunya saluran komunikasi massa, seperti media
cetak, radio, televisi, internet, bersama dengan teknologi-teknologi portabel
dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.
Menurut Albert, konvergensi media adalah fenomena bergabungnya berbagai media
yang sebelumnya dianggap berbeda dan terpisah yang meliputi media cetak maupun
media elektronik (misalnya televisi, radio, surat kabar, dan komputer) menjadi
satu ke dalam sebuah media tunggal untuk diarahkan dan digunakan dalam satu
titik tujuan.
Dalam perumusan yang
lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya
berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya,
komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal.
Di level perusahaan, konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia
konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan
hiburan).
Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk
menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan
berbagai macam media.
Komunikasi yang sudah dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat untuk
penyampaian berita, dan memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat
interaktivitasnya, seraya mereka bisa mengarahkan sendiri penyampaian
kontennya.
Konvergensi media memungkinkan audiens (khalayak) media massa untuk
berinteraksi dengan media massa dan bahkan mengisi konten media massa. Audiens
sekarang dapat mengontrol kapan, di mana dan bagaimana mereka mengakses dan
berhubungan dengan informasi, dalam berbagai jenisnya.
Proses Konvergensi Media
Proses konvergensi
media melalui lima tahap:
1. Cross-promotion
Media yang berkonvergensi saling kerja sama untuk mempromosikan dan
memperkenakan konten media satu sama lain. Kerjasama dalam bentuk iklan, audio,
video, teks dan elemen visual lainnya.
2. Cloning
Cloning yaitu konten satu media diduplikasi dan diperbanyak untuk dimuat di
media lain sebagaimana aslinya.
3. Competition
Media bermitra sekaligus bersaing pada saat yang sama. Kedua media yang
terkonvergensi saling bekerja sama dengan promosi, tetapi produk berita tetap
dilakukan masing-masing. Media satu grup tapi yang newsroomnya terpisah.
4. Content Sharing
Berbagi konten yaitu kedua media yang berlainan saling berbagi konten dengan
bentuk konten tersebut dikemas ulang atau berbagi budjet pendapatan.
5. Full Convergence
Yaitu media yang berbeda saling bekerja sama secara penuh untuk semua lini
bisnis, mulai dari pengumpulan bahan, produksi, pemasaran, dan distribusi
konten.
Contoh Konvergensi Media
·
Kompas (Harian, Kompas TV, Kompas.com)
·
Tempo Media (Majalah, Harian, tempo.co, Tempo TV)
·
Republika (Harian, Republika.co.id)
·
Media Indonesia (Harian, Metro TV, Metrotv.com)
·
Seputar Indonesia (Harian, Sindo.com, RCTI)