Cara kerja stasiun TV pertama-tama dimulai dari Departemen Programming. Departemen inilah yang merencanakan dan menentukan program apa yang akan ditayangkan, pada jam berapa, dan siapa target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri secara inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus diimport dari luar negeri.
Jika dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau berupa siaran langsung (live). Progam impor dalam bentuk pita cassete contohnya adalah film seri The A-Team, Smallville atau Mc Gyver, sedangkan program impor live contohnya adalah sepak bola piala dunia, tinju professional atau balap mobil F1.
Jika dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau berupa siaran langsung (live). Progam impor dalam bentuk pita cassete contohnya adalah film seri The A-Team, Smallville atau Mc Gyver, sedangkan program impor live contohnya adalah sepak bola piala dunia, tinju professional atau balap mobil F1.
Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah dutentukan, maka bagian Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon pemasang iklan.
Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card), sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text, iklan built in atau blocking time.
Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV).
Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian akan menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu yang telah ditentukan.
Produksinya bisa dikerjakan di dalam studio atau di luar studio, tergantung dari jenis program apa yang sedang dibuat.
Setelah jadi (dalam bentuk pita cassete atau file hardisk) langkah berikutnya adalah proses Pasca Produksi (Editing, Graphic dan Quality Control).
Bila telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah siap tayang, dan program itu kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List).
Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On-Air Automation.
On-Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian Traffic.
Data yang di entry itu misalnya: judul program, durasi, jam, menit dan detik kapan program itu harus tampil ke layar.
Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan running text, graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas ini disebut dengan Secondary Event).
Bagian Traffic biasanya berada di bawah Sales dengan tujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan.
Sebab hal ini berakitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan.
Traffic atau pengaturan lalu lintas program dan iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming, Sales, Finance dan Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantu mempermudah teknis-operasionalnya.
Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di run, maka Playout akan secara otomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah tersusun dalam Play List.
Sinyal audio-video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan.
Dalam banyak kasus sering kali letak Pemancar berada jauh di luar studio, sehingga dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi ntuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar.
Alat ini kemudian disebut dengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagram di bawah ini.
Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi
Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau dari luar studio.
Sementara itu siaran langsung biasanya waktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik.
Oleh karena itu di dalam software On-Air Automation umumnya telah tersedia fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran langsung ini.
Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio.
Sinyal-sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus disinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada di dalam studio.
Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut Frame Synchronizer.
Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan peralatan video monitoring berupa Waveform dan Vectorscope
.
Siaran langsung dari dalam Studio misalnya adalah siaran berita, wawancara atau dialog.
Di dalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka sinyal dari lokasi ini harus dikirim dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita (terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke Master Switcher untuk disisipi logo, running text atau iklan animasi (bila ada) dan selanjutnya output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar.
Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain yang agak kolosal.
Tapi itu semua tergantung dari visi dan misi dari stasiun TV itu sendiri. Di beberapa stasiun TV, studio untuk program hiburan seperti itu umumnya terpisah dari studio untuk siaran berita, sehingga ada lebih dari satu studio untuk memproduksi program yang berbeda-beda.
Tapi di beberapa stasiun TV banyak juga dijumpai hanya satu studio untuk memproduksi berbagai macam program. Tujuannya adalah untuk efisiensi. Maksudnya, efisien dalam hal investasi alat, ruangan dan jumlah personel yang mengoperasikannya.
Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannya kemudian di proses di jajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnya gambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu kuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik, atau diberi sisipan suara (dubbing / voice over) bilamana perlu.
Setelah proses itu semua selesai kemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya.
Bila telah lolos QC barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List). Pada waktu yang telah ditentukan, program ini kemudian akan tayang sendirir secara otomatis atas perintah software On-Air Automation.
No comments:
Post a Comment