Friday, August 18, 2023
Sunday, March 12, 2023
Apa Itu Agenda Setting ?
Sebelum lebih jauh membahas mengenai teori agenda setting
itu apa ada lebih baiknya juga kita membahas terlebih dahulu mengenai sejarah
dan pencetus dari teori agenda setting tersebut.
Selanjutnya pembahasan mengenai sejarah teori agenda setting
akan dibahas di bawah ini.
Teori agenda
diperkenalkan pada tahun 1968 ketika kampanye pemilihan presiden AS dipelajari.
Studi tersebut berhasil menemukan korelasi yang tinggi antara bobot berita dan
rating pemilih, yang kemudian menjadi hipotesis teori agenda. Meningkatkan
makna pokok bahasan kepada khalayak (Nuruddin, 2007: 195). Hasil penelitian ini
kemudian menjadi fenomena kunci dalam penciptaan teori agenda oleh Maxwell
McComb dan Donald L. Shaw pada tahun 1972 (Lubis, 2007: 106). Yang pertama
diterbitkan dengan judul “The Agenda Setting Function of the Mass Media” Opini
Publik Triwulanan no. 37 (Bungin, 2006: 279).
Maxwell McComb dan Donald L Shaw kemudian menjadi tokoh
utama teori ini ketika para peneliti menguji teori tersebut, yang empat tahun
setelah penelitian (1968-1972) baru saja mengumumkan kepada publik bahwa
penelitian mereka mengkonfirmasi hipotesis asalkan mereka setuju. nama teori
agenda setting teori.
Penelitian yang mengarah pada pemilihan presiden AS tahun
1968 juga menjadi latar belakang sejarah munculnya teori agenda. Meskipun dulu
para sarjana memiliki ide/pandangan yang cenderung disamakan dengan teori
agenda karena pengaruh media yang teramati terhadap publik. Hanya pada saat itu
mereka belum mencapai titik di mana teori semacam itu dinyatakan sebagai teori
agenda.
Definisi Teori Agenda Setting
Secara etimologis, konsep agenda setting dapat dipahami
sebagai penetapan atau penyusunan agenda/peristiwa/kegiatan. Hal ini sejalan
dengan agenda atau pengaturan kondisi yang disampaikan oleh beberapa pakar
komunikasi Indonesia.
Agenda Setting Menurut McCombs dan Shaw, “media massa
memiliki kemampuan untuk menggeser agenda berita mereka ke dalam agenda publik”
(Griffin, 2010). Pemahaman ini menjelaskan bahwa media massa memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi bahkan membentuk cara berpikir masyarakat yang terpapar
informasi. McCombs dan Shaw lebih lanjut menjelaskan bahwa media memiliki
kemampuan untuk membuat orang menilai sesuatu yang penting berdasarkan apa yang
dikatakan media, dengan kata lain, kita menghargai apa yang dianggap penting
oleh media.
Kedua peneliti itu juga menekankan bahwa ini tidak berarti
bahwa mereka menyalahkan. Sehingga media selalu secara sadar mempengaruhi
publik dengan informasi dan berita yang disampaikan melalui media dan memiliki
tujuan tertentu.
Teori Agenda Setting adalah teori bahwa media adalah pusat
penegakan kebenaran, yang mampu mengangkat dua elemen, yaitu kesadaran dan
pengetahuan, ke dalam agenda publik. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan
kesadaran publik dan mengarahkan perhatian pada isu-isu yang dianggap penting
oleh media.
Apa yang disampaikan oleh media massa tentunya berpedoman
pada kaidah jurnalistik yang berlaku, apalagi ada jurnalis di media massa yang
mengolah dan menyampaikan informasi sesuai dengan prinsip jurnalistiknya. Namun
dalam hal ini McCombs dan Shaw menjelaskan bahwa apa yang diberitakan di media
dianggap penting dan harus diperhatikan oleh masyarakat luas.
Media tidak mempengaruhi pikiran orang dengan memberi tahu
mereka apa yang harus dipikirkan dan ide atau nilai apa yang mereka miliki,
tetapi dengan memberi tahu mereka masalah dan isu apa yang harus dipikirkan.
Masyarakat umum cenderung memutuskan bahwa apa yang disiarkan melalui media
massa benar-benar layak untuk diketahui masyarakat luas dan dipublikasikan.
Menurut Bernard C. Cohen, teori agenda setting adalah teori
bahwa media adalah pusat penentuan fakta di mana media dapat mengangkat
dua elemen kesadaran dan pengetahuan
dalam agenda publik mengarahkan
kesadaran dan perhatian publik terhadap isu-isu apa yang dianggap penting oleh
publik. Dia berpendapat bahwa “sebagian besar dari waktu yang telah lewat,
jurnalisme mungkin tidak berhasil berbicara kepada orang-orang yang berpikir,
tetapi berhasil membuat pemirsa masuk ke dalam pemikiran mereka.” (Baran dan
Dennis, 2007:13), Stephan W. Littlejohn dan Karen A. Foss berpendapat bahwa teori
agenda setting adalah teori bahwa media menciptakan citra atau tema
penting dalam pikiran. Sebab, media harus selektif dalam pemberitaannya.
Saluran berita sebagai penjaga gerbang informasi membuat pilihan tentang apa
yang harus dilaporkan dan bagaimana caranya.
Apa yang diketahui publik pada waktu tertentu adalah hasil
dari media gating (Littlejohn dan Foss,
2009: 16). d) Syukur Kholil mengutip pendapat Samsudin A. Rahim berpendapat
bahwa agenda setting adalah peran media, yang memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi opini dan perilaku publik dengan menetapkan agenda untuk apa yang
dianggap penting (Kholil, 2007:36).
Berdasarkan definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa teori
agenda setting ingin menjelaskan tentang peran besar media massa dalam
menentukan agenda orang-orang yang terpapar informasi.
Publik terbiasa dengan berita yang disampaikan oleh media
massa, sehingga menjadi topik pembicaraan dalam komunikasi sehari-hari. Berita
atau informasi yang disampaikan oleh media massa bukan hanya
ilmu atau informasi bagi masyarakat, tetapi bahkan dapat mengubah gaya
hidup, perilaku atau sikap masyarakat.
Prinsip Dasar Teori Agenda Setting
Prinsip dasar dari teori Agenda-setting adalah bahwa ketika
media menekan suatu peristiwa, media mempengaruhi publik untuk melihat
peristiwa itu sebagai penting. Sederhananya, apa yang dianggap penting oleh
media, juga dianggap penting oleh publik. Wasis Sarjono menulis dalam bukunya
Komunikasi Penyuluhan Pembangunan (2017) bahwa teori agenda setting
mengasumsikan bahwa media memiliki pengaruh yang sangat kuat, terutama karena
asumsi tersebut terkait dengan pembelajaran dan bukan untuk mengubah sikap dan
pendapat. Ada dua asumsi dasar dalam teori agenda, yaitu:
Jurnalisme dan media massa tidak mencerminkan realitas,
tetapi menyaring dan membentuk isu.
Media massa menawarkan banyak topik dan lebih menekankan
pada topik tertentu, yang pada gilirannya memungkinkan audiens untuk menentukan
topik mana yang lebih penting daripada yang lain.
Setiap media memiliki potensinya sendiri untuk membentuk dan
mengembangkan agendanya sendiri. Pada dasarnya, kunci dari teori agenda adalah
menentukan peran suatu isu atau peristiwa dalam proses gating. Media cenderung
membentuk persepsi publik dengan memberikan bagian pada setiap isu. Misalnya,
menyoroti masalah. Penonjolan tersebut menunjukkan adanya perbedaan perhatian
yang kemudian mempengaruhi persepsi (pengetahuan dan citra) terhadap peristiwa
atau subjek di mata publik.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa teori agenda-setting
bersifat unik karena mendukung dua asumsi dasar yang menarik. Pertama, teori
ini dengan jelas menyatakan bahwa media
massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan membentuk persepsi masyarakat.
Di sisi lain, teori ini juga mendukung hipotesis bahwa pada akhirnya segala
sesuatu kembali kepada individu, di mana
ia bebas memilih apa yang ingin diterimanya.
Penerapan Teori Agenda Setting
Penerapan pertama teori agenda setting untuk mempelajari
perubahan sikap pemilih selama kampanye presiden Amerika pada tahun 1968
menghasilkan hasil penelitian yang berbeda dari teori sebelumnya tentang
pengaruh media terbatas. Dengan kata lain, menurut teori agenda, media memiliki
kekuatan untuk menarik perhatian dan mempengaruhi publik terhadap suatu isu.
Beroperasinya teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa media sangat selektif
dalam meliput berita yang menarik khalayak baik dari segi nilai berita maupun
nilai jualnya. Jadi model agenda ini mengasumsikan adanya hubungan positif
antara penilaian media terhadap isu
tersebut dan perhatian publik terhadap isu yang sama (Rakhmat, 1993:68).
Berdasarkan teori agenda, liputan media positif dan negatif
tentang kandidat selama kampanye massa
sangat menentukan nasib seorang kandidat dalam sebuah pemilihan. Dengan
demikian, timbul anggapan bahwa “mengendalikan media berarti menguasai publik”
atau “mengendalikan media berarti menguasai massa (politik)”. Jauh sebelum McCombs dan Shaw memperkenalkan teori agenda,
Bernard Cohen berpendapat bahwa “pers lebih dari sekadar penyedia informasi dan
opini, mereka (media) mungkin tidak dapat memberi tahu orang apa yang harus
dipikirkan, tetapi memang demikian. Dunia tampaknya berbeda untuk orang yang
berbeda tidak hanya menurut visi pribadi mereka
tetapi juga menurut peta yang diberikan
kepada mereka oleh media (Stanley dan Dennis, 2007: 37).
Contoh Kasus Teori Agenda Setting dalam Komunikasi Massa Di Indonesia, ada banyak contoh agenda setting di media dan berdampak signifikan pada publik. Di Aceh, misalnya, media meliput penindasan terhadap Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebelum Agustus 2005 atau negosiasi GAM-RI setelah Nota Kesepahaman Helsinki. Demikian pula berita tentang pemberantasan korupsi, mediator kasus (Markus), calo pajak dan agenda lainnya berhasil mempengaruhi publik kita (Nuruddin, 2007: 196).
Di Indonesia, teori agenda setting telah sering digunakan
(diuji) dalam survei untuk mengukur popularitas calon presiden setiap kali
sebelum pemilihan presiden sejak 2014 silam. Survei seperti Survei Indonesia (LSI) selalu menghasilkan
hasil keseluruhan yang mengejutkan karena ada perbedaan (terutama di media)
antara survei pertama musim kampanye dan survei berikutnya, yang berarti bahwa
hipotesis fungsi penyetelan telah terjadi. diuji lagi (Hamdani, 2011: 223).
Sebagai perbandingan,
studi Chaffee dan Izcaray (1975) tentang agenda surat kabar dan televisi di Barquisimeto,
Venezuela tidak menunjukkan efek yang
diharapkan. Penggunaan media oleh
responden oleh kedua peneliti ini tidak meningkatkan perhatian pada subjek yang
paling banyak mendapat perhatian di media. Di sini tampaknya status sosial
ekonomi responden mempengaruhi kepentingan relatif berbagai isu publik (Sendjaja,
1993: 26).
Studi-studi ini menunjukkan bahwa agenda media
dapat terjadi dalam situasi yang berbeda. Namun, kondisi negara maju dan negara
berkembang mungkin berbeda. Masih perlu adanya penelitian terkait
agenda media di negara-negara Dunia Ketiga,
karena sebagian besar agenda yang ada
telah dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat.
Dari kasus ini kita dapat melihat bagaimana sebuah agenda
bekerja, bahwa media mengarahkan publik “what to think” dengan memutarbalikkan
dan membentuk pesan media. Kenapa disebut agenda, karena isu ini diangkat oleh
media, menjadi isu nasional
Contoh lainnya yang paling jelas dari teori agenda setting
adalah berita televisi. Ketika kekerasan seksual terhadap anak meledak,
masyarakat menerima informasi ini sebagai gambaran kenyataan yang sebenarnya,
meskipun mereka tidak mengalaminya secara langsung. Informasi ini membuat
masyarakat sadar akan urgensi kasus dan lebih peka terhadap petunjuk yang
mengarah pada kasus tersebut. Tidak jarang setelah pelecehan seksual terhadap
anak terekspos di satu daerah, kasus serupa terungkap di daerah lain.
Hal ini menunjukkan bahwa media mempengaruhi cara berpikir
masyarakat, termasuk apa yang dianggap
penting dan tidak. Informasi yang disajikan di media membuat orang berpikir
bahwa itu penting dan layak untuk
diperhatikan. Media massa dapat menghadirkan kepada publik apa yang sebelumnya tidak terlihat, apakah itu benar-benar penting atau tidak.
Kritik Terhadap Teori Agenda Setting
Teori agenda setting ini dikritik karena di kalangan
peneliti media ada yang berpendapat bahwa media tidak selalu memiliki pengaruh
yang kuat terhadap agenda masyarakat. Kekuatan media tergantung pada
faktor-faktor seperti kredibilitas media pada isu-isu tertentu pada saat
tertentu, jumlah bukti yang saling bertentangan yang dirasakan oleh anggota
masyarakat individu, sejauh mana orang berbagi nilai media pada saat tertentu,
dan kebutuhan. . masyarakat, Littlejohn dan Foss, Teori, hal. 417.
Berdasarkan faktor-faktor ini, teori penetapan agenda
setting yang sesuai dengan era dan fenomena sosial telah dikritik. McComb dan
Shaw juga memprakarsai munculnya teori agenda, mengkritiknya dengan
menggambarkan bahwa orang bersifat pasif, sehingga agenda media mempengaruhi
agenda publik dengan mengendalikan lingkungannya. Jika dikaitkan dengan teori
efek terbatas, pengaruh media terhadap khalayak tidak sebesar yang diharapkan.
Ada hambatan yang menghalangi peran media terhadap publik, seperti tingkat
intelektual, pendidikan agama, norma keluarga, dll.
Banyak kritik telah diajukan menanyakan di mana letak
perbedaan penting antara efek media massa lalu dan pendekatan agenda untuk
menjelaskan sifat dan tingkat efek media yang diungkapkan kepada publik. Dalam
model ini, sedikit perhatian diberikan pada kenyataan, yang mengarah pada
hubungan timbal balik antara media dan agenda publik. Sering dilupakan bahwa
framing dan penyusunan agenda media serta visibilitas isu/peristiwa dalam
agenda publik merupakan proses yang tidak pernah berakhir dan tidak pernah berakhir.
Kurangnya perhatian terhadap proses, baik berupa agenda media maupun dalam
menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang disampaikan melalui media
mempengaruhi khalayak tertentu (Nuruddin, 2007: 198).
Kesimpulan
Sekian pembahasan singkat mengenai definisi dari teori
agenda setting. Pembahasan kali ini tidak hanya membahas definisi dari teori
agenda setting saja tapi juga membahas mengenai sejarah, prinsip dasar teori
agenda setting, penerapan teorinya, contoh kasusnya, serta membahas mengenai
kritik mengenai teori agenda setting tersebut. Memahami pengertian dari teori
agenda setting menjadikan kita lebih memahami mengenai pengaruh media massa
dalam membentuk pola pikir masyarakat luas.
Tuesday, October 18, 2022
Berikut ini, kami akan memberikan mengenai bagaimana cara membuat konsep acara yang kreatif dan menarik sehingga akan dapat menarik banyak pengunjung dan tentunya calon sponsor untuk ikut berkontribusi ke dalam acara tersebut.
Agar
suatu acara dapat terlihat kreatif dan menarik, banyak hal yang bisa anda
lakukan, dan bahkan tidak selalu dengan membuat suatu acara menjadi unik alias
belum pernah dilakukan sebelumnya oleh siapapun.
Yang
terpenting di sini adalah anda harus memastikan acara tersebut akan
meninggalkan kesan yang mendalam dan menyenangkan bagi mereka yang
berpartisipasi, baik sebagai pengunjung, peserta, pengisi acara, ataupun
penyandang dana dan sponsor.
Dengan
membuat suatu acara yang berkesan, tentunya akan menghasilkan suatu pengalaman
tersendiri dan akan membuat acara anda terlihat semakin menarik, dan bahkan
kreatif, sehingga akan terus dibicarakan oleh semua orang.
Lalu,
bagaimana cara membuat acara yang berkesan, menarik, dan bahkan kreatif
tersebut ?
Tentunya
kesemuanya akan dimulai dari penyusunan konsep acara yang matang, menarik,
tetapi akan tetap masuk akal untuk dilaksanakan, dan akan dapat mengundang
minat dan ketertarikan, baik dari para sponsor, calon pengunjung, atau calon
peserta.
Cara Membuat Konsep Acara yang Kreatif dan
Menarik
Ada
beberapa tahapan yang bisa anda coba lakukan pada saat menyusun konsep acara,
yang apabila anda terapkan maka diharapkan akan dapat membantu anda menbuat
suatu konsep acara yang kreatif dan menarik, yang akan kami jelaskan berikut
ini:
Pertama-tama
yang perlu anda lakukan dalam membuat konsep acara yang menarik adalah dengan
cara mencari referensi acara lain sebanyak-banyaknya, terutama yang sesuai
dengan event yang akan anda buat.
Ini
berguna untuk memancing ide kreatif anda sendiri, karena dengan melihat
berbagai referensi acara, bisa jadi anda akan terpikirkan suatu ide baru,
ataupun hasil percampuran dari referensi-referensi tersebut.
2. Pelajari Studi Kasus dari Acara yang Pernah
Ada
Tidak
hanya melihat referensi dari luarnya saja, anda juga harus membedah setiap
acara yang anda ambil sebagai contoh, dan mencoba mengupas apa saja yang
dibutuhkan guna acara tersebut berjalan dengan baik.
Dengan
begitu anda jadi lebih memahami apakah acara yang serupa juga bisa anda lakukan
atau tidak, dan kalau tidak mungkin dilakukan, apa kira-kira alternatif yang
bisa anda coba.
Pahami
juga siapa yang mensponsori acara tersebut, dari industri apa, siapa target
pengunjungnya, berapa harga tiket masuknya, di mana lokasinya, apa kendala yang
kira-kira mereka hadapi, dan lain sebagainya.
3. Menyusun Konsep Awal
Langkah
selanjutnya adalah mencoba membuat draft kasar dari konsep yang ingin anda
ajukan setelah melihat dan mengamati contoh kasus yang pernah ada, tanpa harus
membutuhkan data yang valid.
Buatlah
konsep awal yang hanya berisikan elemen-elemen nya saja tanpa harus ada
perumusan rencana anggarannya seperti apa, guna membantu anda membentuk suatu
kerangka dasar dari konsep acara tersebut.
4. Buang Elemen yang Tidak Perlu
Setelah
konsep awal jadi, selanjutnya anda harus memilah dan membuang elemen-elemen
yang sekiranya tidak diperlukan, baik karena anda angap akan sulit
dilaksanakan, atau yang anda anggap hanya akan menjadikan biaya semakin
bengkak, atau faktor-faktor lainnya.
Yang
dimaksud elemen di sini bisa dari beragam hal, misalnya konsep desain
panggung, gimmick dari acara, pengisi acara, spesifikasi sound
system dan lighting, atau hal apapun yang anda masukkan ke dalam konsep awal
tersebut.
5. Buat Daftar Vendor yang Terkait dan Cari
Harga
Setelah
anda membuang elemen-elemen yang tidak perlu, langkah selanjutnya anda sudah
bisa untuk mulai survei harga dan juga vendor, dan membuat daftar lengkapnya sehingga
apabila konsep anda nantinya berjalan, anda sudah tidak perlu repot lagi
mencari-cari.
Ini
juga berguna untuk mengantisipaso apabila kesiapan anda dipertanyakan oleh
atasan, ataupun calon sponsor atau pemberi dana, karena anda bisa mengajukan
daftar vendor tersebut supaya mereka juga memahami berapa besar anggaran yang
anda butuhkan dan juga kemungkinan suatu elemen bisa terlaksana atau tidak.
6. Menyusun Tim yang Kompeten
Walaupun
masih tahap konsep, anda juga sebaiknya sudah mulai menyusun siapa-siapa saja
yang sekiranya akan anda masukkan ke dalam tim inti pelaksana acara tersebut,
dan lebih baik lagi apabila anda dapat mengkonfirmasi kesediaan mereka.
Memilih
seseorang yang tepat untuk suatu posisi bisa akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pekerjaan anda nantinya pada saat mempersiapkan suatu acara, dan
juga dapat menambah kredibilitas anda apabila orang tersebut sudah memiliki
reputasi.
7. Brainstorming dengan Tim
Setelah
tim terbentuk, ada baiknya anda diskusikan lagi mengenai konsep acara yang akan
anda ajukan, dan mencoba mendapatkan feedback dari
masing-masing anggota tim pelaksana yang anda tunjuk tersebut.
Perlu
dicatat bahwa tidak serta merta usulan mereka harus anda terapkan, melainkan
anda harus mempertimbangkan dengan matang apakah usulan ang diberikan
benar-benar memberikan manfaat yang signifikan atau tidak.
8. Menyusun Daftar Sponsor
Setelah
konsep telah anda susun dan dimatangkan, maka tahapan selanjutnya dalam cara
membuat konsep acara adalah menyusun daftar nama-nama sponsor yang sekiranya
akan memiliki peluang terbaik untuk mendanai acara yang akan anda laksanakan
tersebut.
Pastikan
calon sponsor yang anda kumpulkan memiliki target audiens yang serupa dengan
target pengunjung acara anda, atau pun sesuai dengan tema kegiatan, industri
yang anda sasar, atau apa saja yang sekiranya akan dapat memberikan manfaat
bagi para calon sponsor tersebut.
9. Menyusun Proposal yang Menarik
Apabila
konsep telah matang, tim telah siap, daftar vendor dan sponsor juga telah anda
buat, maka tahapan selanjutnya adalah menyusun proposal yang menarik bagi para
calon sponsor serta pemberi dana.
Isi
proposal biasanya berupa paket-paket sponsorship yang berisikan imbal balik apa
saja yang akan diterima calon sponsor apabila tertarik untuk mendanai acara,
misalnya penempatan logo sponsor pada spanduk, brosur, penyediaan booth di
lokasi acara, dan lain sebagainya.
10. Buat Survei
Untuk
semakin memantapkan persiapan, anda juga bisa mencoba membuat survey kepada
para calon pengunjung atau calon partisipan dalam konsep acara yang anda buat,
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar acara tersebut menarik minat
mereka.
Karena,
semenarik dan sekreatif apapun konsep acara yang anda buat menurut anda dan
tim, apabila ternyata tidak dianggap cukup menarik oleh calon pengunjung atau
partisipan yang anda targetkan tentunya akan percuma dan hanya akan membuang
waktu serta biaya saja.
11. Kaji Ulang Konsep Acara
Anda
juga perlu mengkaji ulang konsep acara meskipun telah banyak anda revisi dan
hilangkan berbagai elemen di dalamnya, guna memastikan apakah ada hal-hal yang
masih terlewat atau bahkan bisa ditambahkan ke dalamnya.
Tetapi
anda juga harus tahu kapan waktunya anda berhenti mengkaji ulang, karena
dikhawatirkan apabila telalu sering anda kaji, bisa jadi akan terlalu banyak
tambahan yang membuat konsep acara melenceng terlalu jauh dari tujuan awalnya.
Tips Mendapatkan Sponsor
Setelah
konsep selesai anda susun, tentunya anda harus mulai bergerak mencari sponsor
atau pemberi dana untuk acara yang ingin anda buat tersebut, dan bisa dibilang
ini merupakan tahapan yang paling sering menemui kendala.
Mulai
dari membuat janji temu dengan perwakilan dari calon sponsor yang sulit, lalu
banyak juga sponsor yang tidak tertarik untuk memberikan dana tetapi hanya
ingin menyumbangkan produk mereka dengan imbalan setara dengan sponsor pemberi
dana, hingga lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pencairan dana tersebut.
Karenanya,
kami akan memberikan beberapa tips yang bisa anda coba untuk mendapatkan
sponsor, sehingga diharapkan akan mempermudah anda pada saat memasuki tahapan
yang satu ini dan acraa akan berjalan dengan lancar.
Beberapa
tips tersebut antara lain adalah:
1.
Pastikan sponsor memiliki target pelanggan yang sama dengan
target pengunjung atau partisipan dari acara anda,
2.
Buat deadline untuk anda mencari sponsor, dan
jangan terlalu mepet dengan hari H dari acara tersebut,
3.
Tentukan target berapa minimal dana yang harus anda dapatkan
dari sponsor,
4.
Bersikap profesional pada saat berkomunikasi dengan calon
sponsor,
5.
Rancang proposal semenarik mungkin, baik dari segi desain maupun
dari segi paket sponsorship yang anda tawarkan,
6.
Tetap semangat dan jangan mudah putus asa, karena sangat lumrah
untuk sponsor tidak merespons anda ataupun menolak proposal anda, sehingga anda
sebaiknya segera beralih ke calon sponsor selanjutnya.
7.
Apabila sponsor mengajukan barter produk, jangan langsung
ditolak, karena bisa jadi anda bisa menggunakan produk mereka untuk menambah
nilai acara anda.
Dengan
mencoba menjalankna beberapa tips tersebut, kami harapkan usaha anda untuk
mendapatkan sponsor akan lebih membuahkan hasil sehingga konsep acara yang anda
ingin selenggarakan bisa berjalan dengan aman, lancar, serta tidak kekurangan
dana.
Kesimpulan
Membuat
konsep acara yang kreatif dan menarik memang tidaklah mudah, karena membutuhkan
pengalaman serta pengetahuan yang luas dari anda tentang jenis acara yang ingin
anda selenggarakan tersebut.
Akan
tetapi hal tersebut bukannya tidak mungkin, karena dengan melakukan
langkah-langkah yang tepat, anda bisa menyusun suatu konsep acara yang akan
mendatangkan banyak pengunjung serta menarik minat dari para calon sponsor
sebagai pemberi dana.
Intinya
adalah dengan tidak berhenti belajar dari acara-acara yang pernah digelar,
memastikan acara tersebut mungkin untuk dilakukan, serta tidak malas untuk
selalu merevisi dan mengkaji ulang, serta mau beradaptasi apabila pada
kenyataannya konsep acara yang anda inginkan tidak bisa terwujud 100% pada saat
pelaksanaannya di lapangan.
Kami
harapkan panduan mengenai cara membuat konsep acara yang kami berikan ini akan
dapat membantu anda merealisasikan konsep yang telah anda buat secara matang
sehingga bisa mendatangkan keuntungan dan juga memberikan kepuasan serta
kebangganan pribadi bagi diri anda sendiri.
Sunday, February 20, 2022
Pengertian Konvergensi Media, Proses,
dan Contohnya
Konvergensi media merupakan pilihan tak terhindarkan bagi perusahaan media massa. Konvergensi menjadi kunci keberlangsung industri media di era multimedia.
Konvergensi media mengubah semua elemen informasi menjadi bentuk digital.
Konvergensi media erat kaitannya dengan era digitalisasi. Berikut
ini Pengertian Konvergensi Media dan Contohnya.
Teori Konvergensi Media diperkenalkan Henry Jenkins dalam bukunya Convergence Culture: Where Old
and New Media Collide tahun 2006.
Teori tersebut menyebutkan, teknologi baru membawa media yang berbeda secara
bersamaan untuk menjalankan fungsi baru. Teknologi baru mengubah konten media
dan mengubah interaksi manusia dengan lembaga-lembaga sosial seperti pemerintah,
lembaga pendidikan, dan sistem perdagangan.
Pengertian Konvergensi
Media
Secara bahasa,
konvèrgènsi (convergency, convergence) artinya bertemu di suatu tempat
atau memusat. Konvergen artinya bersifat menuju satu titik pertemuan; bersifat
memusat. Moving toward union or uniformity.
Brigg (2006:326) menyebut konvergensi merujuk pada sebuah perkawinan antara
komputer dan telekomunikasi yang dilanjutkan dengan bersatunya industri media
dan telekomunikasi.
Konvergensi media,
fenomena yang melibatkan interkoneksi teknologi informasi dan komunikasi,
jaringan komputer, dan konten media. Konvergensi media menyatukan "Tiga
C" —Computing, Communication, dan Content — dan merupakan konsekuensi
langsung dari digitalisasi konten media dan mempopulerkan Internet. Lima
elemen utama dari konvergensi media — teknologi, industri, sosial, tekstual,
dan politik. (Encyclopedia Britannica)
Konvergensi media
adalah istilah yang dapat merujuk pada (1) penggabungan teknologi media yang
sebelumnya berbeda dan bentuk media karena digitalisasi dan jaringan komputer;
atau (2) strategi ekonomi di mana properti media yang dimiliki oleh perusahaan
komunikasi menggunakan digitalisasi dan jaringan komputer untuk bekerja bersama
(The
Canadian Encyclopedia).
Pada 1978, Nicholas Negroponte dari Massachusetts Institute of Technology
pertama kali menggunakan istilah “convergence”, untuk menggambarkan pertemuan
industri-industri media.
Konvergensi media adalah fenomena bergabungnya berbagai media yang sebelumnya
dianggap berbeda dan terpisah yang meliputi media cetak maupun media elektronik
(misalnya televisi, radio, surat kabar, dan komputer) menjadi satu ke dalam
sebuah media tunggal.
Konvergensi media adalah proses penggabungan berbagai bentuk isi media yang
terdiri dari teks, foto, gambar, audio, video, serta animasi yang dapat
ditampilkan pada salah satu platform (telepon seluler, laptop, televisi, dan
komputer). Melalui teknologi digital memungkinkan isi media dapat dikirim ke
seluruh platform media (internet, televisi, suratkabar, radio), dimana kemudian
konsumen dapat menikmati melalui berbagai platform (telepon seluler, gawai,
netbook, laptop, televisi, dan komputer)
Konvergensi media
adalah penggabungan atau menyatunya saluran komunikasi massa, seperti media
cetak, radio, televisi, internet, bersama dengan teknologi-teknologi portabel
dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital.
Menurut Albert, konvergensi media adalah fenomena bergabungnya berbagai media
yang sebelumnya dianggap berbeda dan terpisah yang meliputi media cetak maupun
media elektronik (misalnya televisi, radio, surat kabar, dan komputer) menjadi
satu ke dalam sebuah media tunggal untuk diarahkan dan digunakan dalam satu
titik tujuan.
Dalam perumusan yang
lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya
berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya,
komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal.
Di level perusahaan, konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia
konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan
hiburan).
Konvergensi media memungkinkan para profesional di bidang media massa untuk
menyampaikan berita dan menghadirkan informasi dan hiburan, dengan menggunakan
berbagai macam media.
Komunikasi yang sudah dikonvergensikan menyediakan berbagai macam alat untuk
penyampaian berita, dan memungkinkan konsumen untuk memilih tingkat
interaktivitasnya, seraya mereka bisa mengarahkan sendiri penyampaian
kontennya.
Konvergensi media memungkinkan audiens (khalayak) media massa untuk
berinteraksi dengan media massa dan bahkan mengisi konten media massa. Audiens
sekarang dapat mengontrol kapan, di mana dan bagaimana mereka mengakses dan
berhubungan dengan informasi, dalam berbagai jenisnya.
Proses Konvergensi Media
Proses konvergensi
media melalui lima tahap:
1. Cross-promotion
Media yang berkonvergensi saling kerja sama untuk mempromosikan dan
memperkenakan konten media satu sama lain. Kerjasama dalam bentuk iklan, audio,
video, teks dan elemen visual lainnya.
2. Cloning
Cloning yaitu konten satu media diduplikasi dan diperbanyak untuk dimuat di
media lain sebagaimana aslinya.
3. Competition
Media bermitra sekaligus bersaing pada saat yang sama. Kedua media yang
terkonvergensi saling bekerja sama dengan promosi, tetapi produk berita tetap
dilakukan masing-masing. Media satu grup tapi yang newsroomnya terpisah.
4. Content Sharing
Berbagi konten yaitu kedua media yang berlainan saling berbagi konten dengan
bentuk konten tersebut dikemas ulang atau berbagi budjet pendapatan.
5. Full Convergence
Yaitu media yang berbeda saling bekerja sama secara penuh untuk semua lini
bisnis, mulai dari pengumpulan bahan, produksi, pemasaran, dan distribusi
konten.
Contoh Konvergensi Media
·
Kompas (Harian, Kompas TV, Kompas.com)
·
Tempo Media (Majalah, Harian, tempo.co, Tempo TV)
·
Republika (Harian, Republika.co.id)
·
Media Indonesia (Harian, Metro TV, Metrotv.com)
·
Seputar Indonesia (Harian, Sindo.com, RCTI)
Saturday, January 15, 2022
Daftar Arti Kata Istilah Penting Dalam Seni Panggung
1. AESTETIES : Bersifat indah, karya seni yang indah, nilai-nilai keindahan.
2. ALIRAN : Ciri ekspresi personal yang khas dari seniman dalam menyajikan
karyanya – isi karya (makna).
3. ALUR : Rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan
menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan cerita kearah klimaks dan
penyelesaian.
4. ANTAGONIS : Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.
5. ANTI TIPS CASTING : Pemilihan pemain berlawanan dengan sifat asli pemain.
6. ART SENI : Kepandaian, sesuatu yang indah, kagunan, anggitan.
7. ATMOS : Suasana perasaan yang bersifat imajinatif dalam naskah drama
yang diciptakan pengarangnya. Atau suasana berkarakter yang tercipta dalam
pergelaran drama.
8. BABAK : Bagian besar dari suatu drama atau lakon (terdiri atas beberapa
adegan).
9. BALANCE : Keseimbangan unsur rupa.
10. BASICS DESIGN : Dasar-dasar desain, nirmana.
11. BASICS VISUAL : Dasar-dasar rupa, rupa dasar.
12. BLOCKING : Teknik pengaturan langkah-langkah para pemain di panggung dalam
membawakan sebuah cerita drama.
13. CAARAKAN : Cara-cara petikan kacapi.
14. CASTING : Cara pemilihan pemain untuk memerankan suatu tokoh.
15. CASTING BY ABILITY : Pemilihan pemain berdasarkan kecerdasan, kepandaian dan keterampilan calon pemain.
16. CASTING BY TYPE : Pemilihan pemain atas kesesuaian tokoh dengan calon pemain baik
fisik maupun tingkah lakunya. Casting motional
17. TEMPERAMENT : Pemilihan pemain berdasarkan kondisi emosi dan perasaan calon
pemain.
18. CLOSE VALUE : Value yang berdekatan/bersamaan dan kelihatan lembut dan
terang.
19. COLOUR : Warna, color
20. COLOUR IMAGE : Skema warna
21. COMPLEMENTER : 2 warna yang berlawanan dalam lingkaran warna
22. COMPOSITION : Komposisi unsur rupa
23. CONTRAST : Tingkat kecerlangan, cerlang.
24. CRAFT : Kerajinan, keterampilan, seni kriya.
25. CREATIVITY : Bersifat kreatif, dunia kreatif
26. CULTURAL IDENTITY : Jatidiri budaya, identitas budaya
27. DESIGN : Rancangan, karya rancangan, penggambaran, gagas rancangan,
pemecahan rupa, susunan rupa, tata rupa, konsep rupa, bahas rupa.
28. DESIGN PRINCIPLES : Asas-asas desain.
29. DIATONIS : Susunan nada yang mempunyai jarak 1 dan ½
30. EKPLORASI : Latihan-latihan pencarian untuk kebutuhan karya seni.
31. EKSPOSISI : Bagian awal sebuah lakon atau karya sastra yang berisi
keterangan tentang tokoh dan latar pemaparanpengenalan.
32. EKSPRESIONISME : Aliran seni yang menampilkan kondisi kedalaman hati/perasaan.
33. EMPATI : Keterlibatan kedalam bentuk atau larut dalam perasaan tokoh.
34. EXPRESSION : Mimik, emosi wajah.
35. GAYA : Ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni.
36. GENRE KESENIAN : Jenis / bentuk / fungsi seni sebuah pertunjukan dilakukan.
37. GESTIKUISED : Bagian aktor memanfaatkan gerak/isyarat tangan untuk menegaskan
apa yang dibicarakan.
38. IMPROVISASI GERAK : Imajinasi spontanitas gerak.
39. INDUSTRIAL DESIGN : Disain produk industri, disain produk, disain industri.
40. INTENSITY CHROMA : Kualitas cerah atau suramnya warna.
41. KARAKTER : Sifat-sifat kejiwaan ahlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain, tabiat, watak.
42. KOMEDI : Lakon gembira, atau suka cita.
43. KONFLIK : Berselisih, pertentangan, ketegangan dalam cerita atau lakon
(dua kekuatan atau dua tokoh).
44. KONSENTRASI : Pemusatan pikiran.
45. KONVENSIONAL : Aliran atau gaya penampilan yang biasa-biasa saja sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku.
46. LANCARAN : Bentuk lagu yang menentukan letak dan pola tabuhan semua
instrumen dalam gamelan Jawa.
47. LAKU DRAMATIK : Penggayaan kegiatan atau prilaku sehari-hari sehingga
menampilkan sesuatu yang lebih bermakna.
48. LINE : Garis
49. LOW VALUE : Nilai yang berada dibawahnya.
50. MUSIK INTERNAL : Musik yang berasal dari tubuh penari itu sendiri (seperti tepuk
tangan, teriakan, hentakan kaki, petikan jari, dsb).
51. MUSIK EKSTERNAL : Musik pengiring tari yang berasal dari luar penari (seperti
seperangkat gamelan, orkestra/bunyi-bunyian yang dimainkan orang lain).
52. OSTINATO : Pengulangan pola musik yang sama pada suara bas (iringan).
53. PANGGUNG PROSCENIUM : Panggung di gedung pertunjukan yang hanya dapat dinikmati dari
satu arah pandang yaitu dari depan.
54. PENTATONIS : Susunan nada yang mempunyai 5 nada, susunan nada
55. YANG BERLARAS : Pelog terdengar seperti nada do-mi-fa-sol-si-do. Slendro
terdengan seperti nada re-mi-so-la-do-re.
56. PESTA RAKYAT : Kegiatan-kegiatan adat budaya selalu dikaitkan dengan kejadian
penting misalnya : kelahiran, perkawinan dan kematian dalam suatu masyarakat
tertentu dengan bentuk-bentuk kegiatan seni.
57. POINT OF VIEW : Titik pandangan, fokus.
58. PROPORTION : Proporsi, kepatutan bentuk, idealisasi rupa.
59. RICIKAN : Penggolongan instrumen berdasarkan bentuk dan fungsi dalam
komposisinya.
60. RUBATO : Perubahan variasi ritme irama dan dinamik sebagai ungkapan
ekspresi pemain (dimainkan sekehendak pemain)
61. SENI : Kegiatan sadar manusia dengan perantaraan/medium tertentu untuk
menyampaikan perasaan kepada orang lain.
62. SKENARIO : Adalah susunan garis-garis besar lakon drama yagn akan
diperagakan para pemain.
63. SHADE : Value warna yang lebih gelap dari warna normal.
64. SHAPE : Bangun atau bentuk plastis (form)
65. STILASI : Menyederhanakan gerak dengan meniru gerak alami (seperti gerak
bermain, gerak bekerja, dan lain-lain).
66. TARAWANGSA : Istilah satu set perangkat gamelan sunda.
67. TARI TEATRIKAL : tari yang dikemas untuk pertunjukan yang memiliki nilai
artisitik yang tinggi.
68. TEXTURE : Barik, kondisi permukaan suatu benda atau bahan.
69. THREE DIMENSIONAL DESIGN : Bentuk tiga dimensi, nirmana tiga dimensi.
70. TINT : Value warna yang lebih terang dari warna normal.
71. TRADITIONAL ART : Seni tradisi.
72. TWO DIMENSIONAL DESIGN : Bentuk dua dimensi, nirmana dua dimensi, datar.
73. UNITY : Kesatuan rupa.
74. VELUE : Nilai, bobot.
75. VISUAL ART : Seni rupa
76. VISUAL CULTURE : Budaya rupa, dunia kesenirupaan.
77. VISUAL PRINCIPLES : Prinsip-prinsip rupa.
78.
VITUOSNED : Kemahiran luar biasa dalam
menguasai teknik memainkan, membawakan peran.
Contact Us
Lighting, editing
-
1. PRODUSER Produser adalah pemain utama di televisi, film dan video industri. Seorang yang mendisain sebuah produksi program acara ...
-
Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenari...
-
I. PROSES PRODUKSI SIARAN TELEVISI Dalam Proses pembuatan sebuah film atau siaran acara televisi,terdapat beberapa tahapan ya...
-
Switcherman (pemadu gambar) adalah seorang yang mempunyai sense atau seseorang yang mempunyai tingkat abstraksi tinggi dalam me...
-
Program berita saat ini seolah menjadi program andalan di banyak stasiun TV, bahkan ada televisi tertentu yang menjadikan news sebagai i...
-
Penulisan naskah secara teoritis merupakan komponen dari pengembangan media atau secara lebih praktis merupakan bagian dari serangkaia...